MAKASSAR (voa-islam.com) - Ratusan Massa Front Pembela Islam (FPI) Makassar, Sulawesi Selatan mendatangi kantor pusat Jamaah Ahmadiyah Sulsel di Jalan Anoang, Makassar, Jumat (27/5/2011). Mereka menuntut jemaat Ahmadiyah menghentikan segala aktivitasnya di Sulawesi Selatan.
Massa FPI tiba di Mesjida An-Nushrat yang juga menjadi sekretariat Jamaah Ahmadiyah Sulsel sambil membawa spanduk yang bertuliskan "desakan pembubaran Ahmadiyah."
Menurut Komando Laskar Jihad FPI Sulsel, Abdurrahman, karena ajaran sesatnya, Ahmadiyah tidak harus dibubarkan. Mereka telah mengakui Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi terakhir.
"Ahmadiyah sudah nyata-nyata sesat, tapi mengapa masih bebas beraktivitas di Makassar," kata Abdurrahaman.
Selain itu, FPI menuntut pembubarkan Ahmadiyah karena berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri yang melarang Jamaah Ahmadiyah menyebarkan ajaran mereka. FPI juga khawatir karena banyak laporan dari warga yang merasa terganggu dengan aktivitas Jemaat Ahmadiyah.
Pada aksi itu, masa FPI berupaya menurunkan sejumlah simbol Ahmadiyah yang berada di pintu gerbang sekertariat Ahmadiyah. Tapi upaya itu gagal karena polisi yang melakukan penjagaan menghalau massa.
Sempat terjadi ketegangan antara aparat kepolisian dan anggota FPI, saat aparat kepolisian mengijinkan massa FPI berorasi di depan kantor Ahmadiyah.
Massa FPI pun berorasi meminta penghentian segala aktivitas warga Ahmadiyah. Mereka memberi waktu 3 X 24 jam kepada jemaat Ahmadiyah untuk menurunkan semua simbol Ahmadiyah. Bila tidak mereka akan mendatangkan massa yang lebih banyak. Massa FPI kemudian membubarkan diri, sambil berkonvoi keliling Kota Makassar.
Kapolrestabes Makassar, Komisaris Besar M Nur Syamsul, mengerahkan 600 personel untuk mengawal aksi FPI. Dua mobil water cannon dan satu barracuda disiagakan. "Pengamanan akan dilakukan hingga tiga hari mendatang,' ujarnya. [taz/viv, metro]