View Full Version
Kamis, 23 Jun 2011

ABI: Utamakan Tibbun Nabawi sebagai Daya Tarik, Bukan Daya Tarif

Jakarta (voa-Islam) – Ketua Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) Ustadz Fatahillah saat melauncingkan Rumah Sehat di kawasan Bukit Duri, Manggarai, Jakarta Selatan mengatakan, ABI tidak akan memberikan sanksi kepada pembekam yang memasang tarif pada pasiennya.  Menurutnya pemasangan tarif itu wajar-wajar saja. Terpenting, dalam Tibbun Nabawi, utamakan daya tarik, bukan daya tarif.

Dalam launcing Rumah Sehat tersebut, hadir Pimpinan Majelis Taklim Az Zikra Ustadz Muhammad Arifin Ilham, Ustadz Fadzlan Rabbani Garamaratan (Ustadz Sabun Mandi asal Papua), Ustadz Subki Al Bughuri, dan komedian Komeng.

Menurut Ustadz Fatahillah, jika ada rumah sehat yang memasang tarif, itu hak sang pembekam. Dulu, Rasulullah Saw pun memberi jasa berupa segenggam kurma kepada seorang sahabat yang membekam beliau.

 “Kurma Nabi itu mahal, sekilo bisa Rp. 400 ribu. Bisa dibayangkan, tangan nabi yang besar saat menggenggam kurma. Itulah cara nabi yang memberi jasa atau upah kepada yang membekamnya. Yang jelas, tidak ada sanksi kepada rumah sehat yang memasang tarif. Mungkin tarif itu sebagai ganti membeli alat-alat bekam, menyewa tempat.  Jadi profesional saja. Jauh lebih baik, utamakan lebih dulu agar masyarakat tertarik dengan Tibbun Nabawi, bukan daya tarif yang diutamakan.”

Sejauh ini, kata Ustadz Fatah, kesadaran masyarakat terhadap pengobatan tibbun nabawi (pengobatan ala Nabi) meningkat. Mengingat mayoritas penduduk di Indonesia muslim,  dan tingginya bentuk kecintaan umat Islam pada nabinya, terutama dalam menjalankan sunnah, salahtunya bekam. Patut disyukuri, kini banyak rumah sakit, seperti  Puri Mandiri telah memadukan praktik kedokteran barat dengan pengobatan ala Nabi, seperti bekam, ruqyah, dan herbal.

“Setelah mengetahui bekam dapat mengeluarkan toksin atau darah kotor dalam tubuh, kini masyarakat mulai merasakan manfaatnya. Alhamdulillah, saat ini sudah banyak berdiri rumah sehat yang menjalankan praktek bekam,” kata Ustadz Fatah.

Ustadz Fatah berharap, Tibbun Nabawi  tidak hanya mengedepankan sisi medisnya saja, tapi juga memperhatikan aspek pola dan gaya hidup seseorang, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, mulai dari pola makan yang sehat, olahraga teratur, dan berbagai sunnah lainnya. Desastian


latestnews

View Full Version