Bekasi (voa-Islam) – Saat membuka sarana dan prasarana Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir, Tambun-Bekasi, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengutarakan alasannya, mengapa ia harus datang untuk meresmikannnya.
“Atas nama negara dan pribadi, saya mengucapkan terima kasih kepada DDII atas kegigihan dan kerja kerasnya menjalankan misi dakwah di seluruh tanah air Indonesia," tukas SBY.
Menurut SBY, dewasa ini umat Islam di seluruh dunia menghadapi tiga jenis tantangan. Tantangan pertama, ketidakadilan yang dirasakan umat Islam di seluruh dunia, seperti kemiskinan dan kesenjangan ekonomi yang sampai saat ini masih terus berlangsung.
Tantangan kedua, umat Islam sering diperlakukan tidak adil oleh sebagian masyarakat dunia, terutama dalam memberikan persepsi yang salah tentang Islam. Mereka dengan mudah menyimpulkan, Islam adalah agama yang menyebarkan kekerasan. Dalam diri mereka telah terjangkit penyakit Islamphobi.
Adapun tantangan ketiga, lanjut SBY, di kalangan umat Islam sendiri, masih ada sebagian kecil yang menyimpang dalam menjalankan ajaran Islam yang sebenarnya, seperti terjadinya aksi-aksi terorisme dan tindakan kekerasan lain.
Menghadapi tiga tantangan ini, menurut SBY, umat Islam sedunia harus melakukan hal-hal yang tepat, yakni: terus berjuang untuk mendapatkan keadilan di dunia yang hakiki dengan cara yang cerdas dan tepat, tanpa menimbulkan permasalah baru yang justru merugikan nama baik umat Islam itu sendiri.
Lebih dari itu, Dunia Islam bisa berjuang di banyak forum, seperti Organisasi Konfrensi Islam (OKI), Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) dan forum-forum yang lain. Dunia Islam juga harus menjalin dialog dengan semua pihak di dunia yang selama ini salah mengerti tentang Islam, dan punya persepsi keliru terhadap umat Islam. Upaya ini harus dilakukan terus menerus. Maka, tokoh Islam harus pro aktif untuk menjalankan tugas ini.
"Setiap saya berkesempatan bertemu dengan pemimpin dunia, baik di dalam negeri maupun luar negeri, saya ikut melakukan pelurusan persepsi terhadap Islam dan umat Islam,” tandas SBY.
Soal Jihad
Terpenting, kata SBY, kita harus terus menerus membimbing umat Islam agar benar-benar memahami ajaran Islam yang sesungguhnya. Misalnya apa pengertian jihad yang benar menurut Islam. Juga apakah membunuh saudara-saudaranya yang tidak bersalah surga balasannya, termasuk aksi bunuh diri atas nama jihad.
“Begitu juga dalam menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, hendaknya kita lakukan cara-cara yang baik. Sehingga umat Islam bisa menjalankan agama Islam yang luhur secara benar. Dalam kaitan itulah peran DDII menjadi sangat penting,” tukas presiden.
Lebih jauh Presiden SBY mengatakan, kedepan umat Islam sedunia harus semakin bersatu, yakni bersatu untuk membangun tatanan dunia yang lebih aman, adil, makmur dan sejahtera bagi semua, termasuk umat Islam, bukan hanya ditujukan bagi sekelompok bangsa, utamanya bangsa yg lebih maju dan kaya.
Dunia Islam bisa bekerjasama untuk meningkatkan pendidikan, membangun ekonomi, kesejahteraan rakyat tanpa harus menunggu datangnya keadilan dan kemakmuran dunia yang sejati.
“Kita juga harus bersatu secara aktif dan terus-menerus melakukan pelurusan opini dan persepsi tentang Islam. Itu harus dilakukan di semua forum, utamanya di forum dunia, bisa melalui di media massa, menerbitkan buku tentang Islam agar tidak terjadi kesalahapaham pandangan dan persepsi terhadap Islam dan umat Islam sedunia."
SBY menghimbau, kita mesti bersatu untuk membimbing dan meluruskan kembali saudara-saudara muslim kita yang tersesat dan menyimpang dalam menjalankan ajaran Islam. Jangan karena nila setitik rusak susu sebelanga. Peran ulama dan juru dakwah, termasuk pesantren sangat sentral dan penting untuk melakanakan peran ini.
“Bukankah Islam itu sangat mencintai perdamaian, keadilan dan persamaan, serta mengedepankan akhlak dan budi pekerti yang luhur, kasih sayang terhadap sesame, persaudaraan dan toleransi sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Saw ketika memimpin dan memajukan perabagan Islam pada masanya,”jelasnya.
Islam, lanjut SBY, juga sangat menjunjung tinggi dan mendorong keberpihakan pada kaum dhuafa, menolong fakir miskin melalui Zakat, Infaq, dan sedekah, juga menyukai kerja keras dari umatnya. Islam tidak mengajarkan umatnya bermalasan-malasan. Islam mengajarkan umatnya agar bekerja keras, seolah akan hidup selamanya, seraya beribadah seolah esok hari akan dipangil oleh Allah Swt. Karenanya, suatu kaum harus merubah nasibnya sendiri. “Yang perlu dijawab, sudahkan kita menjalankan di masa kini,” tanya SBY.
Sepertinya SBY harus menjawabnya secara jujur pertanyaan sendiri, sudahkah? Desastian