View Full Version
Selasa, 28 Jun 2011

Takut Teror Racun, Polisi Tangkap Tukang Semir & Larang Pedagang Jualan di Polda

JAKARTA (voa-islam.com) – Ketakutan terhadap isu teror racun terhadap anggota polisi, Polda Metro Jaya melarang pedagang kaki lima dan asongan berjualan di lingkungan Polda Metro Jaya, Jl Gatot Subroto.Kabarnya, seorang pria tukang semir sepatu ditangkap karena dicurigai sebagai teroris penyebar racun di kantin Polda.

Seorang pria yang dicurigai teroris dikabarkan ditangkap polisi di kantin Pujasera, Polda Metro Jaya. Pria yang belum diketahui identitasnya itu diduga hendak meracuni petugas melalui sedotan.

Seorang pedagang bernama Yani mengungkapkan, dia dan pedagang kaki lima lainnya yang biasa berjualan di Polda Metro Jaya dilarang berjualan, menyusul tertangkapnya pria tersebut.

“Kemarin kita disuruh orang Denma untuk tidak berjualan dulu, katanya ada yang ditangkap, dicurigai mau meracuni polisi,” kata Yani kepada wartawan, Selasa (28/6/2011).

Yani mengungkapkan, berdasarkan keterangan petugas Denma, pria tersebut ditangkap pada Jumat malam (24/6/2011) sekitar pukul 23.00 WIB. Pria itu, kata dia, ditangkap di depan kantin Pujasera Polda Metro Jaya.

“Tidak tahu benar atau tidak. Katanya dia itu masuk ke situ menyamar sebagai pedagang. Katanya dia masukin sesuatu lewat sedotan,” kata Yani.

Petugas Provost yang saat itu berpatroli menangkap gerak-gerik mencurigakan pria tersebut. Petugas kemudian mengamankan pria tersebut.

Menurut Yuni, pedagang lainnya yang mendapat informasi langsung dari petugas Denma mengungkapkan, pria yang ditangkap adalah seorang tukang semir.

“Orang itu katanya tukang semir, dia biasa tidur di Pujasera,” kata Yuni.

Petugas Provost yang saat itu berpatroli kemudian menginterogasinya pria itu. “Ditanya-tanya, jawabnya tidak jelas, jadi dia dibawa sama Provost,” ujar Yuni.

Menyusul teror racun terhadap anggota, kata Yuni, polisi memperketat pengamanan di lingkungan Polda Metro Jaya. Yuni bahkan sempat ditangkap petugas Provost pada Sabtu (25/6/2011) lalu saat hendak berjualan.

“Saya disangka teroris. Memang muka saya mirip teroris apa? Saya jualan di sini udah 17 tahun, petugas juga sudah pada tahu sama saya,” sesal Yuni.

Mendengar jawaban Yuni, petugas lantas mencurigainya kalau-kalau Yuni mau dibayar oleh teroris yang ingin meracuni polisi. “Memangnya saya sebodoh itu, dikasih duit Rp 100 ribu terus mau saja. Saya mau cari makan, saya masih mau jualan di sini. Saya tidak bakal mau kalau disuruh-suruh yang tidak benar,” cetus Yuni.

Yuni mengatakan, akibat merebaknya isu teror racun dia tidak bisa lagi berjualan. “Sekarang disuruh tidak jualan lagi selamanya. Kalau yang di kantin sih masih. Semua jadi resah, bagaimana coba kalau orang kantin yang malah mau racuni,” ujar Yuni kesal.

Terkait rumor penangkapan terduga teroris itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar membantah adanya penangkapan pria terduga teroris itu. “Saya sudah cek ke Provost dan Denma, tidak ada penangkapan itu,” kata Baharudin. [taz/dtk]


latestnews

View Full Version