BEKASI (voa-islam.com) – Belasan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi digembleng teori dan praktik jurnalistik di kantor voa-islam.com. Semoga sukses menjadi mujahid qalam.
Kamis pagi (21/7/2011) belasan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan Universitas mulai berdatangan di jantung kota Bekasi, Jalan Veteran 48 Bekasi. Di kantor redaksi voa-islam.com ini, para mahasiswa dari berbagai kota: Malang, Bandung, Solo, Yogyakarta, Bekasi, Jakarta dll ini mengadakan ‘halaqah jurnalistik’ selama tiga hari.
Dengan tas ransel besar mereka membawa perbekalan untuk mabit beberapa hari. Firman, mahasiswa Universitas Islam di Madinah Arab Saudi tak ketinggalan begitu antusias mengikuti training jurnalistik yang diselenggarakan kantor berita voa-islam.com. Demikian pula Kamal, mahasiswa Universitas Brawijaya Malang asal pulau Natuna yang datang bersama beberapa teman-temannya dari Universitas Muhammadiyah Malang.
Pukul 13.00 WIB acara dimulai dengan beberapa pengarahan dari panitia. Ba’da ashar, training jurnalistik dimulai dengan sambutan
dimulai, M Abdul Gani, Pemred voa-islam.com dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kedatangan para mahasiswa peserta training jurnalistik, beliau menekankan agar ilmu yang diajarkan nanti bisa diterapkan dalam dunia jurnalistik.
Usai sambutan, Ades Satria jurnalis yang punya banyak pengalaman di beberapa media ini menjadi pemateri pada sesi awal training, sebelum menyampaikan materi dasar-dasar jurnalistik beliau menceritakan pengalamannya ketika meliput di daerah konflik Pattani Thailand. Meski training dilaksanakan di ruangan kerja voa-islam.com dengan kondisi yang penuh sesak, namun tak mengurangi semangat peserta untuk mendalami dunia jurnalistik. Ilyas, mahasiswa teknik sipil ITB (Institut Teknologi Bandung) yang juga hafidz Al-Qur’an, menanyakan tentang kode etik jurnalistik dalam sesi tanya jawab usai materi yang disampaikan Ades Satria.
Sore pukul 17.00 WIB hingga 19.30 para peserta beristirahat untuk mandi dan makan malam. Suasana kebersamaan meliputi saat para peserta makan malam bersama.
Malam harinya, giliran M Abdul Gani yang meneruskan materi jurnalistik yang disampaikan Bang Ades. Pemred voa-islam.com yang akrab disapa Cak Mul ini menyampaikan beberapa hal penting seputar kode etik jurnalistik, tip dan trik investigasi dan penulisan berita. Menjelang tengah malam, Cak Mul pun memberikan sebuah tugas lapangan. Kebetulan ada sebuah kasus yang harus ditangani menyangkut keberadaan sebuah buku penodaan Islam yang di jual bebas. “Antum sudah mengikuti penjelasan teoritis tentang jurnalistik. Sekarang harus dipraktikkan dalam kasus buku penghujatan Islam yang dijual bebas di Bekasi. Besok Jum’at tidak ada materi jurnalistik, sehari penuh antum praktik lapangan!” kata Cak Mul sembari menunjuk seorang peserta sebagai ‘Pemimpin Redaksi’ sementara dalam latihan praktik.
Setelah mendapat pengarahan dari Cak Mul, Jum’at pagi (22/7), peserta mulai melakukan rapat redaksi, mendiskusikan serta mendelegasikan tugas liputan lapangan menjadi beberapa kelompok. Selanjutnya seluruh peserta yang telah diberi tugas berangkat untuk melaksanakan peliputan, di antara mereka ada yang melakukan investigasi dan mewawancarai para tokoh yang telah ditetapkan pemred.
Sore hari, peserta kembali membawa hasil liputan masing-masing untuk disusun menjadi sebuah berita. Beberapa peserta pelatihan yang gagal memburu narasumber, tetap diwajibkan untuk bisa mendapatkan statemen dari narasumber, meskipun harus by phone.
Seorang peserta berkomentar, ternyata praktik lapangan membuat sebuah berita bukan sesuatu yang mudah. Peserta merasakan bagaimana seorang jurnalis bersusah payah untuk memburu narasumber untuk diwawancarai melakukan investigasi dan lain sebagainya.
Ba’da shalat ‘Isya peserta mulai mentranskrip hasil wawancara, lalu menyusunnya menjadi sebuah berita hingga mendesain gambar yang cocok untuk berita tersebut hingga larut malam.
Sabtu pagi hari (23/11) berita yang telah disiapkan peserta training semalaman dibedah oleh Pemred voa-islam.com. Banyak kritik, analisa, arahan dan koreksi yang disampaikan kepada para calon mujahid pena itu.
Alhamdulillah, dengan polesan Pemred www.voa-islam.com, tiga berita pun tersaji, antara lain: "Awas!! Buku Menghina Islam Dijual Bebas di Gramedia Bekasi;" "Ormas Islam Kecam Buku Hujatan Islam yang Dijual Bebas di Gramedia Bekasi;" "Penulis dan Pengedar Buku SPSB adalah Teroris Penebar Konflik;", dan "MUI: Buku SPSB Sesat dan Menyesatkan, Harus Diproses Hukum."
Meski sangat lelah, para peserta pun bangga, karena jerih payah mereka tersaji di headline voa-islam.com selama tiga hari berturut-turut. Bagi mereka, ini adalah momen pertama dalam mengikuti training jurnalistik di mana hasil kerja mereka membuat sebuah berita sungguhan untuk diterbitkan kantor berita Voice of Al-Islam, website berita dengan pembaca mencapai puluhan ribu visitor. Tak hanya itu, berita perdana mereka juga naik cetak sebagai berita utama di Majalah Suara Muslim terbitan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Bekasi.
Pelatihan jurnalistik makin lengkap dengan taushiyah Ustadz Badru Tamam, pengasuh rubik Islamia voa-islam.com yang sangat menggugah motivasi para peserta agar senantiasa istiqamah dalam dakwah melalui di dunia jurnalistik.
Sabtu malam, Bapak Haji Dachlan yang baru pulang dari dakwah di pedalaman, didaulat untuk memberikan taushiyah. Meski kondisinya sedang sakit, tokoh pejuang Angkatan 1945 dari Bekasi yang juga pembina voa-islam.com ini antusias berbagi ilmu dan pengalaman berjuang di jalan Allah.
Banyak hal yang patut diteladani dari tokoh bersahaja berjuluk “Si Pitung Bekasi” ini, antara lain keteguhan sikap, istiqamah dan memakai segala yang kita miliki untuk perjuangan, dakwah dan jihad fisabilillah. Semuanya terangkum dari pengalamannya ketika menjadi Laskar Hizbullah pada masa perjuangan kemerdekaan, tokoh Masyumi, dan dai di daerah terpencil hingga sekarang. Saat ini, puluhan yayasan Islam dibinanya. Harga perjuangan Islam itu tak murah, harus dibayar dengan pengorbanan harta, waktu, bahkan jiwa sekalipun.
Di akhir taushiyahnya beliau berpesan kepada generasi muda terutama para mahasiswa untuk berjuang keras sebab di pundak para pemuda dan mahasiswalah perubahan negeri ini diusung.
Usai taushiyah sisa waktu di hari sabtu tersebut dimanfaatkan peserta training untuk rapat internal untuk berkonsolidasi dengan ikhwan-ikhwan yang datang di berbagai daerah termasuk merencanakan pembuatan dan pengembangan sebuah website berita sebagai bentuk aplikasi ilmu-ilmu jurnalistik yang telah mereka terima.
Ahad (24/7) adalah hari terakhir training jurnalistik, dua orang founder kantor berita Voice of Al Islam menyampaikan materi secara marathon. Bang Mahfudz Dachlan menyampaikan materi mengenai esensi media dakwah online, disusul Pak Desvanto Rosatyawan menyampaikan materi tentang Social Media berikut tips dan trik online campaign, manajemen website serta strategi pengembangan media online.
Tak terasa waktu berlalu, azan zuhur siang itu mengakhiri training jurnalistik selama empat hari yang diadakan kantor berita Voice of Al Islam, acara pun ditutup dengan hamdalah. Para peserta mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh kru Voice of Al-Islam atas ilmu yang diberikan, segala fasilitas yang digunakan di mana semua kebaikan itu diberikan secara cuma-cuma tanpa biaya, bahkan founder voa-islam.com sempat memberikan sumbangan dari koceknya sendiri untuk konsumsi para peserta training jurnalistik.
Usai penutupan pelatihan jurnalistik, peserta beralih ke Islamic Centre Bekasi untuk menghadiri Tabligh Akbar voa-islam.com dengan materi yang berhubungan dengan berita penodaan agama di Gramedia yang disusun para peserta pelatihan jurnalistik. Acara besar ini pun dimoderatori oleh salah seorang peserta training jurnalistik.
Subhanallah, selama tiga hari, segala kemampuan voa-islam.com dikerahkan untuk menggembleng belasan mahasiswa untuk menjadi mujahid pena, mulai dari teori dan praktik jurnalistik, penguatan motivasi, hingga membangun opini melalui Tabligh Akbar.
Semoga segala kebaikan yang telah diberikan menjadi amal shalih dan diberi ganjaran yang berlipat ganda. Semoga kantor berita Voice of Al Islam tetap menjadi portal berita yang mengawal perjuangan umat Islam, memberikan advokasi, dan semakin terdepan dalam kebenaran. [tim pelatihan jurnalistik]