View Full Version
Rabu, 07 Sep 2011

Situasi Memanas, Tim Dompet Dhuafa Tetap Ke Somalia

Jakarta (voa-islam) —Dompet Dhuafa akan mengirimkan relawan ke Somalia untuk membantu masyarakat yang tengah dilanda kelaparan. Selain tenaga medis, Dompet Dhuafa juga memfasilitasi dua orang jurnalis agar dapat memberikan kabar aktual terkait bencana di Somalia kepada masyarakat Indonesia.
 
“Insya’Allah kita berempat akan berangkat tanggal 8 September, kita akan berada di sana selama dua pekan,” ungkap Ketua Tim Help Somalia, Bambang Suherman, Jumat (2/9).
 
Bambang menjelaskan, untuk tahap pertama, Tim Dompet Dhuafa akan membuat posko di perbatasan Kenya-Somalia, bergabung dengan organsasi kemanusiaan asal Turki IHH dan Humanitarian Forum Internasional (HFI). “Kita akan melakukan distribusi makanan layanan kesehatan bagi pengungsi Somalia di perbatasan Kenya-Somalia,” tambahnya.
 
Selanjutnya, terang Bambang, tim akan menuju Mogadishu untuk melakukan aksi yang sama bagi warga Somalia. Mengenai dana yang akan disalurkan ke Somalia, Dompet Dhuafa menargetkan penghimpunan dana sebesar Rp2 miliar dari masyarakat Indonesia.
 
“Kami mengajak kepada para donatur untuk membantu rakyat Somalia yang tengah menderita melalui Dompet Dhuafa. Mari bergerak membantu rakyat Somalia,” tukas Bambang.
 
Sebagaimana diketahui, kekeringan yang melanda Somalia mengakibatkan bencana kelaparan. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan sedikitnya 12 juta jiwa menjadi korban , 29 ribu anak telah meninggal karena bencana ini.
Tetap Berangkat
 
Sementara itu, meski kondisi di Somalia masih memanas dan tidak aman, menyusul tewasnya salah satu jurnalis Malaysia dan penculikan relawan medis asal Indonesia, Tim Help Somalia Dompet Dhuafa tetap memutuskan untuk berangkat.
 
“Insya’Allah kami berangkat tengah malam ini, melalui Dubai dan Nairobi,” ungkap Ketua Tim Help Somalia Dompet Dhuafa, Bambang Suherman, Selasa (6/8).
 
General Manager Relief Dompet Dhuafa ini akan berangkat bersama tiga orang lainnya, yaitu satu orang dokter dan dua orang jurnalis. Menurutnya, insiden-insiden yang terjadi di Somalia belakangan ini tidak menyurutkan niat tim untuk berangkat. “Insya’Allah dengan pertolongan Allah semua akan baik-baik saja,” tambahnya.
 
Bambang juga menambahkan, timnya sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah organisasi kemanusiaan internasional seperti İnsan Hak ve Hürriyetleri ve İnsani Yardım Vakfı (IHH Humanitarian Relief Foundation) dari Turki dan Humanitarian Forum. “Kami juga sudah menjalin komunikasi dengan NGO lokal di Mogadishu,” tuturnya.
 
“Bersama mereka kami membuka posko di perbatasan Kenya-Somalia untuk mendistribusikan makanan dan layanan kesehatan, setelah itu kami akan ke Mogadishu untuk aksi yang sama,” pungkasnya.
 
Prioritaskan Program Air Bersih
 
Salah satu penyebab utama bencana kelaparan di Somalia adalah minimnya air di kawasan tanduk Afrika ini. Untuk itu, Dompet Dhuafa bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan lainnya akan memprioritaskan pengadaan air bagi para pengungsi.
 
“Kami mendapat informasi dari IHH (İnsan Hak ve Hürriyetleri ve İnsani Yardım Vakfı), NGO Turki, permasalahan utama pengungsi Somalia di Dadaab adalah air,” tambah Bambang.
 
Dadaab adalah salah satu kota di perbatasan Kenya-Somalia yang dapat ditempuh selama 9 jam dari Nairobi. Daerah ini menjadi konsentrasi pengusngsi asal Somalia yang ingin menghindari perang saudara di negaranya dan sangat membutuhkan bantuan dari dunia internasional.
 
Bambang yang juga pernah menjalankan misi kemanusiaan ke Gaza tahun lalu menambahkan, selain air, fokus aksi tim adalah makanan dan kesehatan, khususnya bagi ibu dan anak-anak pengungsi.
 
“Pada misi pertama ini, kami juga melakukan assessment untuk program-program lanjutan bagi warga Somalia,” tambahnya.
 
Dompet Dhuafa menargetkan mampu mengumpulkan donasi masyarakat Indonesia untuk rakyat Somalia sebanyak Rp2 miliar. “Kami berharap masyarakat bisa membantu rakyat Somalia, Insya’Allah melalui Dompet Dhuafa akan kami salurkan,” pungkasnya.
 
Sebagaimana diketahui, kekeringan yang melanda Somalia mengakibatkan bencana kelaparan. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan sedikitnya 12 juta jiwa menjadi korban , 29 ribu anak telah meninggal karena bencana ini.[Destin/DD)

latestnews

View Full Version