View Full Version
Senin, 12 Sep 2011

Ambon Masih Mencekam, Warga Mengungsi ke Masjid Al-Fatah

Ambon (Voa-Islam) – Bentrokan fisik dua kelompok massa kemarin, membuat sebagian warga memilih mengungsi ke Masjid Al Fatah di Jalan Sultan Babullah untuk mendapat perlindungan. Mereka khawatir bentrokan dipicu oleh tewasnya seorang tukang ojek itu akan semakin parah, mengingat  trauma masa lalu, saat pertempuran dua kelompok agama yang dimulai tahun 1999 itu masih mereka rasakan.

Di masjid yang sedang direnovasi tersebut, warga tampak memadati di dalam masjid. Sebagian besar pengungsi adalah perempuan dan anak-anak. Sedangkan, para laki-laki berjaga-jaga dengan menggunakan parang. Mereka juga sudah menutup jalan kampung dengan palang.

Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu kepada media massa mengatakan, keadaan di Kota Ambon sudah terkendali pascabentrokan antarwarga di simpang empat tugu Trikora dan Waehaong. “Warga kami imbau tetap tenang dan menjaga ketahanan diri agar tidak terprovokasi isu menyesatkan,” kata Gubernur Maluku di Ambon, Ahad (11/9) malam.

Berbeda dengan statemen Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Irjen Sutarman yang menyatakan, kondisi di Ambon masih mencekam, terutama Kota Ambon. Tak kurang dari dua kompi atau 200 personel Brimob dari Makasar telah dikirim.

Menurut Pelajar Islam Indonesia (PII) Maluku, bentrokan di sana ada dari kalangan kelompok massa yang menggunakan senjata api untuk membunuh kaum muslimin. Benar saja, akibat kerusuhan tersebut, dr. Ita Sabrina, Humas RSUD dr. M Haulussy Ambon, mengungkapkan, lebih dari 18 orang menderita luka tembak maupun luka terkena lemparan benda tumpul.

Mengurai Pemicu

Menurut Irjen Sutarman, kerusuhan di Ambon diduga akibat penyerangan sekelompok massa yang belum diketahui identitasnya terhadap massa yang sedang berkabung atas kematian warga bernama Darmin Saiman.

Darvin mengalami kecelakaan saat mengemudikan sepeda motor dari stasiun menuju Pos Benteng. Saat melewati daerah pembuangan sampah, dia menabrak pohon karena kehilangan kendali. Kemudian dia menabrak rumah warga, Okto. Setelah itu, Darmin dibawa ke rumah sakit, namun tidak dapat diselamatkan hingga ia meninggal dunia. Keluarga kemudian menjemput dan memakamkannya.

Setelah upacara pemakaman, massa berdatangan dan menyerang. “Massa kemudian saling menyerang hingga akhirnya sebuah masjid terbakar,” jelas Irjen Sutarman. Lebih jauh Sutarman mengatakan, sebenarnya ini kecelakaan tunggal, namun kemudian massa mengamuk dan kehilangan control.

Menurut Kabid Humas Polda Maluku, Ajun Komisaris Besar Johanes Huwae, setelah kecelakaan muncul isu bahwa Darvin tewas terbunuh. Pihak Mabes Polri sampai saat ini terus melakukan penyilidikan. Hasil otopsi sementara, korban tewas karena kecelakaan.

Kasatlantas Polres Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKP Marinus Djati menyatakan, kejadian itu berawal dari kematian Darmin Saiman, tukang ojek warga Waehaong. “Darwis mengalami kecelakaan lalu lintas di kawasan Gunung Nona pada Sabtu malam (10/9) dan ditolong keluarga Tanuhey yang membawanya ke rumah sakit, namun korban meninggal dalam perjalanan.

Namun, rumor yang berkembang, korban tewas akibat dibantai di kawasan Hunung Nona dan akibatnya, mobil angkutan umum jurusan terminal Mardika, Gunung Nona yang melintasi kawasan Waehaong dilempari massa.

Untuk terus memantau perkembangan terkini, Voa-Islam telah mengirim salah seorang jurnalisnya ke Ambon. Kita lihat saja, apakah sekedar rumor, atau benar terjadi. (Desastian/Rep)


latestnews

View Full Version