View Full Version
Kamis, 22 Sep 2011

Menag: Insya Allah, MTQ Tingkat Nasional di Maluku Tahun 2012 Aman

 

Jakarta (voa-islam) -- Meskipun konflik terjadi pada 11 September lalu, namun tidak menyiutkan komitmen pemerintah pusat untuk tetap menggelar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat nasioanal ke 24 di Kota Ambon. Menteri Agama RI, Surya Dharma Ali, mengajak masyarakat Maluku untuk menyukseskan MTQ dan tetap menjaga kondisi keamanan agar tetap kondusif.

Dia mengatakan, pada saat konflik pecah, wartawan sempat menanyainya apakah MTQ akan dialihkan? Lalu Menag menjawab, “Kami tetap menggelar MTQ di Ambon. Saya yakin, masyarakat tidak akan mengulangi lagi konflik yang terjadi pada tahun 1999 silam. Konflik telah berlalu, tapi traumanya belum berlalu,” katanya, saat memberikan sambutan pada Halal Bihalal Pemda Maluku dengan Masyarakat Maluku di Jakarta, yang digelar di Bal Room Kempinski, Jakarta, belum lama ini (20/9).

Menag mengaku terharu mendengar persiapan MTQ, terutama pernyataan dari para tokoh Maluku, DPRD dan Pemda Maluku untuk tetap dan siap menjalankan MTQ Tingkat Nasional di Maluku. Sementara itu, Pemerintah Maluku menyampaikan terimakasihnya kepada pemerintah pusat, yakni Menteri Agama yang tetap melakukan MTQ tingkat nasional di Maluku pada tahun 2012 mendatang.

Dikabarkan, sedikitnya 200 pendeta di Maluku menyatakan siap menampung peserta MTQ di rumah-rumah mereka jika perhotelan di Maluku tidak mampu menampung. Bahkan, Umat Kristen di Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru, siap menyanyikan mars Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) pada Pembukaan MTQ XXIV Tingkat Provinsi Maluku.

Kepala Kementerian Agama Kepulauan Aru Moh Dahlan Ohoirenan mengatakan, mereka sudah berlatih menyanyikan mars MTQ. "Jadi latihan sudah dimatangkan untuk umat Kristen menyanyikan mars MTQ sebagai perwujudkan kebersamaan dan keharmonisan jalinan untarumat beragama di Kepulauan Aru," ujar Dahlan.

Ketua Klasis Kepulauan Aru Pdt Max Waitau mengatakan Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode GPM Pdt Dr John Ruhulesin saat berkunjung ke Dobo pada akhir Maret lalu telah mengarahkan umat Kristen agar turut menyukseskan MTQ.

Ketua Panitia Penyelenggara MTQ Tingkat Maluku Bram Gainau mengatakan persiapan sarana dan prasarana tinggal pembenahan saja. "Kami telah melakukan uji coba listrik pada kemarin malam karena dibutuhkan untuk mendukung kelancaran kegiatan MTQ terutama di arena utama dan perkampungan pelajar sebagai tempat tinggal peserta," ujarnya.

Lokasi MTQ Jadi Posko Pengungsi

Seperti diberitakan media online, pasca bentrok antarkelompok warga di kota Ambon, ratusan warga yang berasal dari Kelurahan Wainitu Kecamatan Nusaniwe masih memilih bertahan di lokasi pengungsian.

Salah satu lokasi pengungsian yang ditempati warga adalah Tempat Hiburan Rakyat (THR) yang kini sedang dalam tahap renovasi total karena akan dijadikan sebagai tempat dilangsungkannya Musyabaqah Tilwatil Qur'an (MTQ) Tingkat Nasional 2012 mendatang.

Selain menempati lokasi yang nantinya dijadikan tempat pembukaan MTQ tingkat nasional itu, para warga juga memilih mengamankan harta benda dan keluarga mereka di berbagai fasilitas umum lainnya semisal masjid dan sekolah.

Ketua RT.001/02 Kelurahan Wainitu, Yanto Alim yang juga ikut rombongan pengungsi mengaku masih akan bertahan di lokasi pengungsian karena pemerintah belum juga memberikan jaminan keamanan berupa mendirikan pos keamanan yang baik dan netral di sekitar perbatasan daerah mereka.

Menurut Alim, seluruh warga juga belum akan kembali ke rumah masing-masing ketika aparat penegak hukum tidak bersikap tegas kepada para perusuh yang membakar rumah mereka. Sebab, untuk kesekian kalinya ratusan warga yang mendiami daerah tersebut selalu menjadi bulan-bulanan para perusuh.

"Karena daerah dan rumah kami ini sudah terbakar berulang kali, ketika terjadi konflik beberapa tahun lalu, rumah-rumah kami juga dibakar. Kini rumah kami juga dibakar, kami minta jaminan keamanan yang pasti," pinta Alim kepada wartawan di Ambon.

Selain itu, para pengungsi juga berharap agar rumah mereka yang terbakar secepatnya bisa direnovasi oleh pemerintah kembali. Jika tidak, maka para pengungsi akan tetap berada di lokasi-lokasi pengungsian hingga batas waktu yang tidak menentu.(Desastian/dbs)


latestnews

View Full Version