Banyaknya orang-orang Kristen yang berpenampilan seperti orang muslim ini dikeluhkan oleh Ibu Nur, nama alias, seorang warga Talake. “Mereka berpenampilan dengan memakai songkok dan jubah. Hal ini membuat geram orang-orang Islam yang bermukim di sekitar Talake,” ujarnya kepada voa-islam.com, Selasa (1/11/2011).
Beda lagi dengan Zainab, juga nama alias. Warga asli Talake ini merasa penampilan itu sebagai pelecehan dan kekurangajaran. Pasalnya, dalam banyak insiden mereka melakukan permusuhan terhadap umat Islam, tapi dalam penampilannya mereka tak segan-segan meniru busana Muslim.
Saking geramnya, Zainab yang masih trauma dengan insiden tiga kali bentrokan beberapa tahun lalu itu mengungkapkan kekesalannya dengan tantangan perang.
”Yang katong butuhkan sekarang senjata par perang deng dong,siapa yang kalah dia yang keluar dari Ambon,” geramnya. (Yang kami butuhkan itu senjata untuk perang dengan mereka, siapa yang kalah dia yang keluar dari Ambon).
Zainab adalah saksi mata bentrokan dengan Salibis Ambon. Belum hilang luka dan trauma terhadap insiden kerusuhan pada tahun 1999 dan tahun 2002 yang diperparah dengan kerusuhan April 2004. Tahun ini trauma itu kembali bergolak ketika para perusuh Salibis melakukan penyerangan dan pembakaran terhadap warga Muslim di Kampung Waringin 11 September lalu.
Semoga Ambon lekas kondusif dan damai, tanpa ada insiden penyerangan dan pembakaran rumah Muslim. [taz/af]