Tragisnya, fitnah dan data yang salah itu diumbar secara terbuka di Rumah Allah, dalam acara tabligh akbar “Ulama Sejagad Menggugat Salafi-Wahabi” di Masjid Nurul Ikhwan Perumnas III Bekasi, Ahad (20/11/2011).
Salah satu tokoh Salafi yang paling dibenci kiyai FOSWAM adalah Ustadz Zainal Abidin Lc. Di hadapan ratusan jamaah warga NU, Ketua Lembaga Bahsul Masail FOSWAN, Drs Muhammad Bukhori Maulana MA mengumbar cerita bahwa Ustadz Zainal Abidin pernah dipukuli oleh sesama Ustadz Salafi usai shalat Jum’at, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
“Zainal Abidin Lc, gembongnya Salafi di Bekasi, bapak-bapak perlu tahu. Zainal Abidin Lc itu pernah punya pengalaman masuk rumah sakit pak. Apakah kena bisul? Tidak! Apakah kena demam berdarah? Tidak! Apakah kena gula? Tidak juga! Dia masuk rumah sakit babak belur dipukuli oleh Salafi juga, itulah akhlak Salafi pak,” paparnya berapi-api.
...Merekayasa data dan fitnah untuk mendiskreditkan kelompok lain adalah perkara yang seratus persen salah dan berbahaya....
Dengan gaya seperti orang bijak, Bukhori Maulana menambahkan bahwa ia sangat prihatin dengan insiden perkelahian fisik itu, karena terjadi pada hari Jum’at usai pengajian. “Yang saya sesalkan harinya hari Jum’at. Habis ngaji turun babak belur masuk Rumah Sakit Mekar Sari. Jadi Salafi versus Salafi,” ujar dosen Perbandingan Mazhab di salah satu kampus di Bekasi ini.
Paparan KH Drs Muhammad Bukhori Maulana MA yang katanya Lulusan S-2 Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Ciputat ini jelas dusta dan fitnah. Berdasarkan data voa-islam.com dari berbagai sumber, insiden cekcok yang dialami Ustadz Zainal Abidin itu bukan terjadi pada hari Jum’at, melainkan hari Ahad tanggal 6 Desember 2009, tepatnya di Masjid Amar Ma’ruf Bulak Kapal Bekasi. Juga tidak ada pemukulan apapun terhadap Ustadz Zainal Abidin dalam insiden tersebut, apalagi sampai babak belur sampai masuk rumah sakit.
...Jika masih beriman kepada Al-Qur'an, bukankah fitnah lebih kejam daripada pembunuhan?...
Entah pikiran apa yang ada di kepala KH Drs Muhammad Bukhori Maulana MA. Menyerang Salafi dengan merekayasa data dan fitnah. Soal bahaya Salafi yang mereka tuduhkan masih perlu diuji ilmiah. Tapi merekayasa data dan fitnah untuk mendiskreditkan kelompok lain, adalah perkara yang seratus persen salah dan berbahaya. Jika masih beriman kepada Al-Qur'an, bukankah fitnah lebih kejam daripada pembunuhan? [taz, ahmed widad]
BACA BERITA TERKAIT: