Jakarta (voa-islam) – Jika seorang Said Agil Siraj begitu khawatir dengan Salafi Wahabi – meski belum jelas definisi yang dimaksud – karena dianggap bukan hanya mengancam NU, tapi juga NKRI. Tapi terhadap Syiah, Ketua Umum PBNU ini merasa nyaman, dan tidak dianggap membahayakan NKRI.
Aneh, pernyataan yang dikeluarkan dari mulut seorang Ketua Umum PBNU ini. Konflik Sunni-Syiah dikatakan, hanyalah persoalan politik semata, bukan permasalahan akidah. Padahal jelas-jelas, Syiah acapkali menjelek-jelekkan sahabat Nabi saw seperti Abu Bakar As-Shiddiq, Utsman bin Affan, Umar bin Khaththab termasuk Muawiyah. Syiah di Indonesia, katanya, tidak berbahaya. “Itu politik, antara paman dan ponakan saja bisa berkelahi,” ujarnya.
Said Agil juga tidak melihat persoalan RMS (Republik Maluku Selatan) di Ambon dan OPM (Organisasi Papua Merdeka) di Papua sebagai bughot yang harus diatasi pemerintah. Menurutnya, ini hanyalah masalah ketidakadilan saja. Bahkan, video RMS yang sedang mememang senjata, dikatakan, bahwa apa yang terjadi di Ambon, sesungguhnya tidak mengatasnamakan agama.
“RMS dan OPM bahaya juga, tapi mereka tidak mengatasnamakan agama. Yang berbahaya justru yang mengatasnamakan agama. Mereka yang bercita-cita berdirinya negara Islam, ingin dijemput bidadari, lalu mengkafirkan kita. Saya kira, masalah Ambon dan Papua itu persoalan politik,” jelasnya. Desastian