View Full Version
Selasa, 06 Dec 2011

Solusi Keterpurukan Umat Islam Adalah Hijrah

BEKASI (voa-islam.com) – Menyambut tahun baru Islam, DKM Masjid Jami' Muhammad Ramadhan Bekasi menyelenggarakan Kajian Ilmiah bertajuk “Hijrah Solusi Keterpurukan Ummat Islam,” Ahad, 8 Muharram 1433 H. Acara yang digelar di  masjid yang beralamat di Taman Galaksi Indah, Bekasi ini merupakan bagian kajian rutin bulanan pada ahad pertama. Pembicara utama dalam kajian tersebut adalah Ustadz Muhammad Akhwan, Pimpinan Jama’ah Anshorut Tauhid (JAT) Pusat.

Ustadz Akhwan menjelaskan, sebanyak 30 ayat dalam Al-Qur’an memerintahkan kaum mukminin untuk melaksanakan hijrah. Misalnya, dalam surat Al-Baqarah 218: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”

Karena begitu pentingnya hijrah dalam Islam, dalam surat An-Nisa 97-100 Allah SWT menggolongkan orang-orang yang tidak mau berhijrah sebagai orang yang menzalimi dirinya sendiri. Bahkan terkena ancaman malaikat, “Bukankah bumi Allah ini luas sehingga kamu dapat berhijrah dibumi itu?”

Hijrah di jalan Allah itu, sebagaimana dikatakan oleh Sayid Muhammad Rasyid Ridha dilakukan pada keadaan tiga hal, antara lain: pertama, hijrah jika aqidah dan syariah kita ditekan, kedua, hijrah jika tidak ada ulama yang dapat membimbing, dan ketiga, hijrah untuk membangun basis penegakan syariah.

Mengenai penegakan hukum dan syariat Islam, Ustadz Akhwan menekankan bahwa keduanya hanya akan efektif jika dilakukan dengan kekuasaan. Begitulah doa baginda Rasulullah SAW dalam Al-Isra’ 80. Islam hanya akan tegak dengan kekuasaan, tetapi tidak akan jalan apabila hanya dengan cerita-cerita (dakwah) oleh karena itu Islam meminta kaum muslimin untuk melakukan persiapan menyongsong pemberian kekuasaan dari Allah SWT. Namun pasti Allah tidak akan memberi amanah terhadap orang yang komitmennya terhadap dienul Islam tidak jelas. “Islam minus jihad tidak akan mendapatkan kemenangan, bahkan bersiap untuk menyongsong azab Allah SWT yang sangat pedih,” jelasnya.

Penerapan hijrah untuk kondisi saat ini diperlukan sikap yakin dengan kalimat “Innalloha ma’ana” (At-Taubah 40). Syaratnya, jelas Ustadz Akhwan, harus memegang agama Islam erat-erat. “Bahkan tidak boleh kalah eratnya dengan para mujahidin memegang senjata di medan pertempuran,” tegasnya.

Dalam konteks masyarakat bercampur-baur seperti saat ini, maka Rasulullah SAW memberikan contoh sebagaimana dalam Piagam Madinah, dimana syariat Islam dipakai sebagai referensi hukum dan Rasul sebagai pengambil keputusan dalam setiap persoalan hidup. [MNP]


latestnews

View Full Version