JAKARTA (voa-islam.com) – Waspadai tiga buku pemecah-belah umat yang membenturkan umat Islam dengan warga Nahdiyin. Tiga buku berjudul heboh yang ditulis oleh orang yang memakai nama Syaikh Idahram (nama alias?) itu berjudul: “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi,” “Ulama Sejagat Menggugat Salafi Wahabi,” dan “Mereka Memalsukan Kitab-Kitab Karya Ulama Klasik: Episode Kebohongan Publik Sekte Salafi Wahabi.”
Semua buku Idahram terlihat agak gagah dengan kata pengantar Ketua Umum PBNU, Prof DR KH Said Agil Siraj MA.
Sosok Syaikh Idahram masih misterius, sehingga voa-islam.com kesulitan mengklarifikasi semua buku itu kepada penulisnya. Saat voa-islam menanyakan sosok Syaikh Idahram kepada Said Agil Siraj, ia memilih menyembunyikannya dari peredaran. Kiai Kiyai yang dalam buku Kristen terang-terangan menyatakan Tauhid Islam sama dengan Trinitas Kristen itu hanya menjawab singkat dengan jaminan bahwa penulisnya adalah anak asuhnya. “Yang jelas, dia adalah bimbingan saya. Sayalah yang membimbing penulis buku itu,” kata Said Agil kepada voa-islam.com dalam acara Wokshop Deradikalisasi Agama Berbasis Kyai/Nyai dan Pesantren yang digelar oleh Muslimat NU di Park Hotel, Jakarta, Sabtu (3/12/2011).
Tiga buku yang isinya tak seheboh judulnya ini kelihatan lebih mentereng karena pada sampul belakang (back cover) dicantumkan kalimat endorsement dai kondang KH Muhammad Aririn Ilham. Tak tanggung-tanggung, disebutkan bahwa dai nasional ini mengimbau agar buku-buku Idahram itu dimiliki oleh setiap umat Islam, dengan kalimat tegas sebagai berikut:
“Saya rasa, rumah-rumah setiap muslim perlu dihiasi dengan buku penting seperti ini, agar anak-anak mereka juga turut membacanya, untuk membentengi mereka dengan pemahaman yang lurus. Islam adalah agama yang lembut, santun dan penuh kasih sayang.”
Ternyata, kalimat endorsement ini bohong belaka.
Ditemui voa-islam.com di kawasan Bekasi, Arifin Ilham menegaskan bahwa dirinya tidak tahu-menahu dengan buku-buku Syaikh Idahram yang berpotensi memecah-belah umat itu. “Saya no comment soal buku itu,” ujarnya usai memberikan Tausiah dan Zikir dalam rangka Menyambut Tahun Baru Hijriyah 1433 di Masjid At-Taubah Perum Margahayu Jaya Blok C RW 16 Bekasi, Ahad siang (11/12/2011).
Saat ditanya apakah dirinya benar menulis kalimat endorsement itu, Arifin Ilham menegaskan bahwa dirinya tidak tahu-menahu dengan buku itu. “Afwan akhi, saya no comment. Saya cinta umat, saya tidak mau statemen saya menimbulkan fitnah dan memicu perpecahan umat,” tegas Pimpinan Majelis Dzikir Az-Zikra itu.
Saat ditanya apakah dirinya sudah membaca buku-buku Idahram yang menghujat Salafi Wahabi itu, Arifin Ilham menandaskan bahwa dirinya tidak tahu-menahu karena sampai saat ini belum membaca buku itu. Arifin Ilham juga sangat kecewa dengan buku itu, karena bisa memecah-belah umat. “Saya belum baca buku itu. Saya sangat kecewa dengan buku itu,” jelas dai nasional yang pernah nyantri di Pesantren Darunnajah dan Pesantren As-Syafi'iyah Jakarta itu.
Saat ditanya apa solusinya agar umat tidak terkotak-kotak dan terpecah-belah, Arifin Ilham minta agar buku itu ditarik dari peredaran. “Cabut buku itu dari peredaran!” ujarnya sambil berpamitan dan berlalu menuju mobil untuk meneruskan dakwah di tempat lain.
Soal bobot ilmiah buku-buku Syaikh Idahram masih harus diuji. Tapi soal kalimat endorsement yang mencatut nama Ustadz, jelas kebohongan publik yang mencederai dunia ilmu dan tidak bisa dibenarkan oleh siapapun. [bornaskopen]