View Full Version
Sabtu, 17 Dec 2011

Pasca Penyerangan Perusuh Salibis: Pengungsi Muslim Amaci Ambon Menagih Janji

AMBON (voa-islam.com) – Pemandangan menyedihkan akan tersaji kita melihat kondisi pengungsi muslim Amaci (Air Mata Cina), apalagi jika kita mau mendengarkan keluhan mereka.

Masjid At-Taqwallah yang sempit menjadi tempat mereka berteduh sekaligus saksi penderitaan mereka yang menjadi korban kebiadaban perusuh Kristen.

Tiga hari sudah mereka berhimpitan dalam sempitnya ruangan masjid yang harus menampung ratusan pengungsi. Mereka mengeluhkan minim dan lambatnya bantuan untuk mereka dan juga tidak adanya perhatian akan nasib mereka. Para pengungsi Amaci juga menyayangkan tidak adanya perhatian dari para tokoh umat Islam dan ormas-ormas islam seperti MUI (Majelis Ulama Indonesia), NU, Muhammadiyah ataupun yang lainnya. Padahal seharusnya lembaga-lembaga agama seperti itu tanggap dalam melihat kondisi umat.

”Bapak-bapak itu jangan cuma datang kepada kami ketika menjelang pemilu, tapi tidak mau datang ketika kondisi kami seperti ini dan memerlukan bantuan,” ujar Ibu Midah (60) seorang pengungsi yang rumahnya habis dibakar perusuh Salibis.

Senada itu, ketua RT 001 RW 02 kampung Amaci, Anasufi banawi juga menyayangkan sikap para tokoh Ambon yang minim perhatian terhadap nasib derita umat Islam. “Seharusnya tokoh-tokoh masyarakat Islam peduli dengan nasib pengungsi muslim Amaci dan jangan menjadikan kasus-kasus seperti ini sebagai komoditas politik,” ujarnya.

Pengungsi Amaci juga mempertanyakan tentang janji MUI Kota Ambon yang dalam statemennya pada tanggal 13 desember 2011 lalu dihadapkan wartawan dan masyarakat Amaci. Saat itu, MUI Kota Ambon yang diwakili oleh La Suryadi menegaskan, ”Jika aparat keamanan dalam waktu 2x24 jam tidak menangkap pelaku penyerangan pemukiman muslim Air Mata Cina, maka ormas-ormas Islam akan mengadakan aksi demo besar-besaran.”

Sehari sebelumnya, kepada voa-islam.com, La Suryadi mengonfirmasi bahwa dirinya masih melakukan koordinasi dengan ormas Islam untuk mengadakan aksi setelah shalat Jum’at. Namun sampai pagi hari Jum’at berlalu, aksi yang dijanjikan belum terealisasi

La Suryadi kembali mengonfirmasi alasan batalnya demo tersebut. Dirinya tidak bisa memastikan dan hanya mengatakan, ”Kita lihat saja nanti”.

Batalnya aksi demo untuk memperjuangkan penderitaan para pengungsi Ambon yang dizalimi perusuh Salibis itu, spontan menuai kecaman warga. “Mana itu janji akan ada aksi demo setelah 2x24 jam? Orang Ambon bilang itu bicara parlente saja,” kecam seorang ibu pengungsi Amaci dengan penuh emosi. (Parlente dalam bahasa Ambon artinya bohong).

Wan seorang pengungsi yang rumahnya habis dibakar perusuh salibis mengatakan,

”Orang MUI, kalau membuat pernyataan itu harus yang jelas dan konsekuen, sebab kapasitas MUI sebagai lembaga itu kapasitasnya jelas. Karena itu kalau MUI tidak mau memperhatikan nasib umat sebaiknya angkat bendera perang saja melawan Yahudi-Yahudi itu dan kami siap untuk menjadi mujahidin,” ujar Wan, seorang pengungsi yang rumahnya ludes dibakar perusuh Kristen.

Pernyataan Wan disambut teriakan takbir oleh ibu-ibu pengungsi di Masjid Amaci, hingga ruangan masjid tersebut bergemuruh dengan suara takbir. Dengan penuh semangat, bahkan seorang ibu dengan lantang berkata, ”Saya siap berjihad membela agama, kita siap untuk perang,” teriaknya.

Sampai siang ini, Sabtu 17 desember 2011 belum ada aksi demo di kota Ambon dari ormas Islam seperti pernyataan 4 hari lalu. Padahal ini sangat diharapkan oleh pengungsi muslim Amaci agar nasib mereka diperhatikan oleh pemerintah dan ada upaya penegakkan hukum yang transparan tanpa diskriminatif terhadap para pelaku teror dan penyerangan terhadap permukiman muslim Amaci.

Karena itu kepada mereka yang mengatasnamakan tokoh umat islam agar berhati-hati dalam membuat janji dan pernyataan, dan jangan sekali-kali berjanji kalau tidak mampu menepati. Sebab setiap perkataan akan dimintakan pertanggung jawaban baik di hadapan Allah. [af]


latestnews

View Full Version