View Full Version
Rabu, 21 Dec 2011

Khairul Ghazali Siap Dipertemukan dengan Ustadz Aman Abdurrahman

Jakarta (voa-Islam) – Ketika voa-islam mengkonfirmasi Khairul Ghazali atas usulan Ustadz Abu Rusdan agar sebaiknya dihadirkan Ustadz Aman Abdurrahman untuk menjelaskan pikiran-pikirannya mengenai thagut, sehingga adil dan tidak terjadi salah paham, penulis buku Mereka Bukan Thagut Khairul Ghazali menyatakan tidak keberatan dan siap dipertemukan.  

Seperti diketahui, dalam bukunya “Mereka Bukan Thagut”, Khairul Ghazali memuat tulisan-tulisan Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahman yang berjudul “Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Thagut”, berikut bantahan-bantahannya.

Khairul Ghazali dalam bukunya, Ustadz Aman Abdurrahman membagi tiga pekerjaan PNS, yaitu (1) kafir, (2) haram, dan (3) mubah. Kemudian Khairul menjabarkan pemikiran Aman, tentang siapa yang dimaksud PNS. Mereka adalah: presiden, para menteri, polisi, tentara, jaksa, hakim, pengacara, anggota DPR/MPR, termasuk para guru.

“Sekarang, gerakan takfir telah menggema kembali di tanah air. Beberapa gerakan dakwah yang mengusung radikalisme Islam secara terang-terangan mengatakan bahwa semua PNS telah murtad, batal keislamannya. Sedangkan semua orang yang bekerja dipemerintahan, semua pegawai negeri sipil, termasuk para guru, adalah penyembah thagut,” kata Khaerul Ghazali dalam peluncuran buku Mereka Bukan Thagut di Hotel Sahid, Jakarta, beberapa waktu lalu (17/12).

Kepada wartawan, Khairul Ghazali mengaku tidak ada tekanan atau keringanan hukum dengan membuat buku Mereka Bukan Thagut. Ia berharap, suatu ketika bisa dipertemukan dengan Ustadz Aman Abdurrahman untuk beradu-argumentasi atas pemikiran-pemikirannya tentang thagut, seperti yang diusulkan Ustadz Abu Rusdan.

Sekilas Khairul Ghazali

Khairul Ghazali lahir pada 29 April 1965 di Medan. Ia menyelesaikan semua pendidikan dasarnya di Medan. Pada tahun 1984, Khairul merantau ke Malaysia dan bekerja di Institut Ibnu Sina sebagai typist.

Pada tahun 1985, ketika Ustadz Abdullah Sungkar dan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir melarikan ke Malaysia, Khairul Ghazali kerap mengikuti pengajian-pengajian mereka dan menyiapkan diri untuk diberangkatkan bersama rombongan kafilah jihad ke Afghanistan yang sedang berperang melawan tentara Uni Soviet. Gagal berangkat, ia pulang ke tanah air dan berumah tanga. Selanjutnya beliau belajar secara otodidak.

Pada tahun 1994, Khairul kembali ke Malaysia bersama keluarganya dan menetap di Kuala Lumpur sampai tahun 2004. Sepanjang perjalanan panjangnya selama 10 tahun di negeri jiran, telah membawanya menjadi wartawan majalah “Ummah” (1195-1998), wartawan majalah “Dunia Islam” (1999-2002), dan penulis freelance di berbagai harian dan majalah terbitan Malaysia.

Khairul juga menulis puluhan buku tentang Islam, biografi dan motivasi. Karya-karyanya kebanyakan terbit di Malaysia, ada sekitar 50 judul buku. Sebelumnya, di dalam penjara, ia telah menulis buku berjudul “Aksi Perampokan Bukan Fa’i. Desastian


latestnews

View Full Version