View Full Version
Jum'at, 23 Dec 2011

Senjata di Hutan UI: Aktivis Dakwah Kampus Bukan Teroris

Jakarta (Voa-Islam) – Pertengahan November lalu, tepatnya 14 November 2011, Civitas Akademika UI dikejutkan dengan isu ditemukannya senjata api di Hutan UI Depok, Jawa Barat. Konon, senjata api itu dikaitkan dengan jaringan Abu Omar(pemasok senjata asal Filipina) dan Negara Islam Indonesia (NII). Sensasinya lagi, berhembus isu, senjata-senjata tersebut hendak digunakan untuk membunuh Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, yang beberapa waktu lalu berkunjung ke UI Depok.

Meski tidak terbukti, dengan tidak ditemukannya senjata api tersebut, namun setidaknya menyeret dugaan keterlibatan mahasiswa UI. Seperti disampaikan oleh Humas UI, Devie Rahmawati, sampai saat ini tidak terbukti adanya keterlibatan mahasiswa UI dalam jaringan terorisme.

Hal senada juga disampaikan Kapolri, Jenderal Timur Pradopo. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan, Kapolri menyatakan bahwa tidak yakin mahasiswa UI terlibat tindak terorisme.

Usai jumpa tokoh dalam acara Peace Building 2011: Terror Around Us” di Fakultas MIPA UI Depok, voa-Islam menemui Irawan, Ketua Dewan Syuro Forum Remaja Masjid Universitas Indonesia (FRM-UI) di sekretariat FRM , lantai dua Masjid Salam UI Depok.

Irawan membantah dan sekaligus menegaskan, bahwa UI bukanlah sarang teroris. Tuduhan mahasiswa UI terlibat teroris dan berpaham ekstrim harus dibuktikan kebenarannya. “Sejak berhembus isu adanya senjata api di hutan UI Depok, semua pihak terkejut. Dan ternyata, kabar adanya senjata di kampus kami hanya isapan jempol belaka alias rumor yang sengaja dihembuskan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Buktinya, senjata itu tidak ditemukan,” ujar aktivis dakwah kampus ini.

Bidik Aktivis Dakwah Kampus

Irawan menduga, isu teroris dan deradikalisasi di kampus UI, adalah upaya untuk mendeskreditkan Islam, khususnya lagi aktivis dakwah UI. Ada kesan, hendak menggiring opini menyesatkan, sekaligus melempar stigma kepada aktivis dakwah kampus.

“Analisis kami, ada upaya menjustifikasi bahwa semua lembaga dakwah kampus itu seperti NII. Dengan kata lain, dakwah kami disamakan dengan NII. Jelas itu, anggapan yang keliru.” Ujarnya

Harus diakui, banyak lembaga dakwah kampus di UI yang ikhlas, tanpa kekerasan dalam memperjuangkan Islam. Tidak seperti yang diberitakan di media massa. Irawan khawatir, dengan isu menyusupnya gerakan NII di kampus-kampus, maka setiap kali aktivis dakwah kampus mengajak rekannya sesama mahasiswa untuk ikut hadir dalam kajian Islam, malah dicurigai.

“Ada kesan, kami disamakan seperti NII. Bahkan ada orang orang tua yang cemas dan khawatir, anaknya ikut pengajian yang disangkanya NII atau jaringan teroris. Kekhawatiran yang berlebihan itu membuat banyak mahasiswa jadi alergi dan takut diajak bergabung mengukuti pengajian ataupun kajian Islam. Saya melihat, program deradikalisasi yang diciptakan pemerintah justru menjadi teror bagi mahasiswa muslim untuk belajar dan memahami lebih jauh soal Islam,” ungkap Irawan menyayangkan.

Sabagai aktivis masjid kampus, Irawan tidak pernah mentolerir ataupun menyetujui tindakan kekerasan, baik itu teror maupun bom. “Kami aktivis dakwah kampus mengecam segala bentuk kekerasan, karena tidak sesuai dengan dakwah Rasulullah Saw. Tapi, di sisi lain, ketika ada yang tidak setuju untuk menjalani Islam secara kaffah, itu juga pandangan yang keliru,” kata Ketua Dewan Syuro FRM.

Tantangan dakwah dan politik umat Islam sekarang adalah ketika Islam diimplementasikan dalam suatu negara, dengan mengusung syariat dan khilafah hal itu dianggap menjadi masalah oleh pemerintah.

Kehadiran Forum Remaja Masjid di lingkungan kampus UI Depok, seperti diakui Irawab, sepertinya tidak menjadi daya tarik bagi para mahasiswa UI itu sendiri. Hal itu terindikasi, tak banyak mahasiswa yang hadir untuk mengikuti kajian Islam. “Saya tidak tahu, apakah temen-temen mahasiswa UI itu sudah paham agama (Islam), atau memang tidak mau memahami agamanya sendiri,” keluhnya.

Saat ini, lembaga dakwah kampus di UI terus bergeliat, meski secara kuantitatif tak banyak mahasiswa muslim yang turut terlibat di setiap forum-forum kajian Islam.  Di tingkat universitas, ada lembaga dakwah kampus yang dikenal dengan nama Salam UI. Sedangkan di tingkat fakultas, masing-masing punya komunitas dakwahnya sendiri.

“Kami berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Yang pasti, aktivis lembaga dakwah kampus bukan teroris. Dan UI, tempat kami menimba ilmu, juga bukan sarang teroris!” tegas Irawan yang didampingi rekan-rekannya sesama  aktivis Forum Remaja Masjid. (Desastian)


latestnews

View Full Version