Meskipun Polisi begitu bangga dengan prestasi penangkapan terhadap Hairudin alias Dino sebulan lalu, ternyata tidak mengungkap sedikitpun akan kasus teror bom di kota Ambon. Ketika itu Dino tertangkap tangan membawa bom rakitan hanyalah seorang preman pasar yang sering melakukan pencurian. Dino membawa bom bukan untuk diledakkan tapi hanya untuk menakut-nakuti orang.
Sekian banyak teror bom yang terjadi di kota Ambon seakan memperkuat dugaan bahwa Ambon tengah dilanda konflik atau kerusuhan.
Mengapa polisi yang biasanya sigap dan cepat menangani teror bom di tempat lain, terutama di Jawa, tapi tumpul dan seakan tak mampu mengungkap teror bom di kota Ambon?
Sebagai contoh, ketika terjadi pengeboman di depan gereja Kepunton Solo, hanya dalam hitungan jam polisi telah mengetahui pelaku dan jaringannya.
Namun kenapa ketika terjadi pengeboman di kota Ambon Polisi tidak bisa mengungkap apapun dari peristiwa tersebut. Polisi tidak pernah mengungkap siapa pelaku dan jaringannya, apa motif dan tujuannya? Padahal kota Ambon relatif sangat kecil dan untuk keluar dari kota Ambon hanya ada satu jalan raya utama. Hanya dibutuhkan waktu 30 menit untuk berkeliling kota Ambon dengan mengendarai sepeda motor.
Inilah rangkaian teror bom yang terjadi dalam empat bulan terakhir yang sampai sekarang belum mampu diungkap oleh polisi:
1. Bom dan senjata api yang di pakai para perusuh Salibis untuk menyerang warga Muslim di Kampung Warigin dalam tragedi 11/9. Dalam insiden berdarah tanggal 9 Septerber tersebut, tatusan rumah terbakar, delapan orang Muslim tewas di antaranya terkena bom, dan ratusan warga menderita luka tembakan peluru tajam. Sampai sekarang polisi belum mengungkap apalagi menetapkan para perusuh Salibis tersebut sebagai teroris.
2. Tanggal 20 Oktober, sebuah bom meledak di depan hotel Josiba di jalan Tulukabessy. Bom diduga dilempar oleh pengendara sepeda motor.
3. Pada bulan November ada dua ledakan bom yang meledak di Karang Panjang dan bom yang meledak di jalan Philips Latrumahina Paradais. Kedua bom tersebut sampai sekarang belum terungkap siapa pelakunya?
4. Ledakan bom di bulan Desember ini, yaitu dua bom yang meledak di Air Mata Cina (Amaci) pada peristiwa penyerangan Salibis di perkampungan Muslim tanggal 13 Desember. Dalam penyerangan tersebut perusuh salibis melemparkan dua buah bom ke arah permukiman muslim Air Mata Cina. Akibat ledakan bom tersebut 5 orang warga muslim mengalami luka berat.
5. Ledakan bom tanggal 14 Desember yang mengguncang kota Ambon, tepatnya di Jalan Baru pada sebuah lorong yang letaknya tidak jauh dari Gereja Silo. Bom yang meledak menjelang magrib pada pukul 18.30 WIT itu diletakkan di samping sebuah bengkel las.
6. Ledakan bom pada Senin, 19 desember pukul 20.30 WIT di wilayah yang dihuni oleh dua komunitas Islam dan Kristen di daerah Air Salobar, tepatnya di RT 06 yang warganya didominasi oleh Nasrani. Di wilayah ini, kaum muslimin hanya menempati sepertiga dari wilayah Air Salobar dengan posisi terjepit dikelilingi oleh permukiman Kristen.
Polisi yang biasanya begitu gesit, tanggap dan cepat mengungkap teror bom di tempat lain yang melibatkan tersangka aktivis Islam, mengapa sampai sekarang tak mampu mengungkap teror bom yang terjadi di Ambon? Ilmu militer apa yang belum dipelajari polisi sehingga mereka kesulitan mengungkap motif, pelaku dan jaringan teror bom di Ambon? Apakah harus ada korban massal akibat teror bom, supaya polisi serius mengusut kasus-kasus teror bom di Ambon. Mengapa oh mengapa? [AF]