View Full Version
Selasa, 27 Dec 2011

Derita Pengungsi Muslim Amaci Ambon Derita Kita Semua

AMBON, MALUKU (voa-islam.com) - Setelah sholat Jum'at di masjid Al-Fatah Ambon Voa-Islam langsung menuju kampung Muslim Amaci (Air Mata Cina) untuk melihat kondisi para pengungsi korban penyerangan perusuh Kristen pada 13 Desember 2011 lalu.

Voa-Islam.com mendatangi masjid At-Taqwallah Amaci tempat para pengungsi berada. Di dalam masjid kecil tersebut yang ada kebanyakan adalah para wanita dan anak-anak. Ruangan masjid juga dipenuhi oleh barang-barang milik pengungsi yang berhasil diselamatkan dari pembakaran dan penjarahan salibis.

Dalam kesempatan tersebut Voa-Islam berkesempatan untuk ngobrol dan wawancara dengan para pengungsi. Obrolan ringan bersama pengungsi tersebut adakalnya kita terbawa suasana duka, marah dan emosi ketika mengingat nasib mereka yang telah menjadi korban kebiadaban para perusuh salibis.

Ibu Midah seorang pengungsi yang berumur 60 tahun menceritakan kesedihannya menjadi korban kerusuhan. Rumah tempat berteduh miliknya kini sudah habis dibakar salibis tiga hari yang lalu. Ia dan anak-anaknya menyelamatkan diri dengan hanya pakaian di badan. Ibu Midah yang telah ditinggal mati oleh suaminya sebulan yang lalu menceritakan kesedihannya karena harta benda miliknya kini sudah habis terbakar. Dengan mata berkaca-kaca Ibu Midah menyampaikan harapannya agar pemerintah segera memberikan bantuan yang salah satunya adalah ia ingin rumahnya segera kembali dibangun sebagaimana janji pemerintah.

Ketika Voa-Islam bertanya kepada para pengungsi apakah mereka sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah mereka menjawab bahwa dinas sosial sudah memberikan bantuan kepada mereka berupa 3 karung beras, 3 karton mie instant dan ikan dalam kemasan kaleng pada tanggal 13 Desember lalu. Mereka juga mengatakan bahwa sampai sekarang belum ada lagi bantuan bahan makanan dari pemerintah ataupun dari para dermawan.

Dalam kesempatan tersebut seorang ibu dengan penuh emosi bercampur sedih dan kecewa mengatakan apa artinya 3 karung beras,3 karton mie instan dan ikan kaleng untuk 76 kepala keluarga?. Ibu tersebut juga mengatakan bahwa bantuan tersebut hanya cukup untuk makan pengungsi selama satu hari.

Ia mengatakan, "pak kami ini juga manusia, jadi tolonglah bantu kami yang sedang kesusahan ini?. Pengungsi yang lain mengatakan bahwa sudah banyak pihak yang datang yang meminta data pengungsi namun sampai sekarang tidak ada penyaluran bantuan  dari mereka yang mengambil data tersebut. Dengan penuh emosi seorang ibu mengatakan," kemana bantuan yang mereka janjikan ? Apakah masuk kantong mereka sendiri?".

..Beliau juga menghimbau kepada kaum Muslimin Indonesia untuk segera menyalurkan bantuannya kepada pengungsi Muslim Air Mata Cina. Sebab kondisi pengungsi sudah sangat memprihatinkan dan bantuan yang ada tidak maksimal dan jauh dari kategori mencukupi..

Menurut ketua RT 001 RW 02 Anasufi Banawi bahwa jumlah pengungsi Amaci (Air Mata Cina) ada 76 kepala keluarga yang terdiri dari 212 jiwa. Beliau juga mengatakan adakalanya memang datang bantuan tapi jumlahnya tidak mencukupi karena tidak sesuai dengan jumlah mereka yang membutuhkan.

Beliau mencontohkan bahwa pernah ada bantuan dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) berupa karpet untuk alas tidur berjumlah 20 lembar padahal jumlah pengungsi 76 kepala keluarga atau 212 jiwa. Akibatnya tidak semua pengungsi mendapatkan karpet. Akhirnya Anasufi b\Banawi yang kerepotan ketika ada pengungsi yang datang kepadanya meminta karpet yang memang mereka perlukan.

Dalam kesempatan wawancara khusus dengan Voa-Islam Anasufi Banawi atas nama pengungsi Air Mata Cina menyampaikan salam kepada kaum Muslimin di Indonesia, beliau juga mengatakan bahwa para pengungsi Alhamdulillah dalam keadaan baik-baik saja. Beliau juga menghimbau kepada kaum Muslimin Indonesia untuk segera menyalurkan bantuannya kepada pengungsi Muslim Air Mata Cina. Sebab kondisi pengungsi sudah sangat memprihatinkan dan bantuan yang ada tidak maksimal dan jauh dari kategori mencukupi.

Ketika Voa-Islam bertanya kepada pengungsi tentang bantuan apa saja yang mereka perlukan? Mereka mengatakan bahwa yang mereka perlukan adalah: makanan, pakaian, uang untuk membangun kembali rumahnya dan obat-obatan. Menurut mereka sebelumnya sudah ada pemeriksaan kesehatan dari petugas medis Puskesmas Waihaong namun mereka belum memberikan obat-obatan ataupun multivitamin yang  diperlukan oleh para pengungsi. Bahkan katanya sudah ada beberapa anak kecil yang sakit di pengungsian.

Ada pemandangan yang sangat menyayat hati ketika voa islam pulang dari tempat pengungsi Muslim Amaci (Air Mata Cina) dan singgah di pasar Batumerah untuk berbelanja di sebuah toko. Voa-Islam melihat 2 orang pemuda membawa sebuah karton mie instant bertuliskan sumbangan sukarela untuk pengungsi Amaci. Dua anak muda yang memang telah Voa islam kenal sebelumnya sebagai pengungsi Amaci mengatakan, "kami terpaksa melakukan ini bang! Karena bantuan yang dijanjikan tidak lagi bisa kami harapkan sementara itu para pengungsi sudah sangat membutuhkan".

Kemudian voa islam meminta izin kepada mereka untuk mengambil gambar salah satu dari mereka yang membawa karton sumbangan, mungkin nantinya ada pembaca Voa-Islam yang terketuk hatinya untuk membantu meringankan derita pengungsi Muslim Amaci.

Dengan malu salah satu dari mereka mengatakan mau tapi dengan syarat wajahnya jangan ditampilkan karena ia merasa malu harus minta-minta berkeliling pasar meminta bantuan.

Derita pengungsi Muslim Amaci adalah derita kita juga, air mata pengungsi Air Mata Cina adalah air mata kita juga, adakah diantara kita yang peduli?. (AF)


latestnews

View Full Version