View Full Version
Sabtu, 31 Dec 2011

Jose Rizal: WNI yang Tewas di Somalia Bertugas di MSF, NGO Asal Belgia

JAKARTA (voa-islam.com) - Seorang warga negara Indonesia (WNI) dikabarkan tewas dalam serangan penembakan di Somalia, Kamis (29/12/2011). Seperti diketahui selain WNI seorang warga Belgia ikut tewas dalam insiden penembakan tersebut.

Ketua Presidium Mer-C dr. Jose Rizal mengungkapkan bahwa WNI yang tewas tersebut adalah alumnus UNHAS yang sedang bertugas disebuah LSM bernama Medecins Sans Frontiers (MSF).

“Kita dapat berita dia ini alumni UNHAS Makasar, dia tewas tertembak namun bagaimana terjadinya penembakan itu masih simpang siur. Namanya Dokter Karel (Andrias Karel Keiluihu, Red) dia berangkat ke sana lewat Medecins Sans Frontiers (MSF),” ungkapnya kepada voa-islam.com Jum’at (30/12/2011).

Menurut dr. Jose LSM atau NGO ini berasal dari Perancis dan Belgia yang mengerjakan proyek-proyek PBB sehingga LSM ini bisa masuk ke daerah-daerah konflik seperti Afghanistan dan Somalia.

“NGO ini asalnya dari Perancis ada juga dari Belgia dulu juga dia terlibat di Maluku, di Aceh juga ada, biasanya dia mengerjakan proyek-proyek PBB. Pendanaan mereka berasal dari masyarakat juga ada tapi kalau saya lihat dari cara bekerjanya itu dari PBB makanya dia itu bisa di Afghanistan, bisa di Somalia,” jelasnya.

Lebih lanjut dr. Jose rizal mengatakan orang-orang yang bekerja di MSF ini juga digaji dengan pantas dan NGO ini bukan berasal dari elemen Islam namun umum yang didirikan oleh para dokter dan wartawan di Perancis.

“Orang-orang yang bekerja di MSF ini digaji dengan sangat pantas. MSF ini bukan dari elemen Islam yang didirikan oleh dokter dan wartawan di Perancis,” katanya.

Walau bagaimana pun kata Jose Rizal Kemenlu bersama NGO yang bersangkutan mempunya tanggung jawab untuk memulangkan jenazah WNI tersebut.

Menurut pengalaman Mer-C yang pernah bertugas di Somalia, tempat bekerja para NGO di sana berada di dua tempat yaitu di Dadap perbatasan Somalia dan Kenya atau di Mogadishu ibu kota Somalia, namun pada umumnya hanya NGO yang berada di bawah PBB atau underbownya saja yang bisa masuk ke ibu kota Mogadishu.

“Tempat kerja NGO itu kalau tidak di Dadap ya di Mogadishu, nah Mogadishu itu ibu kotanya kan? Dan yang bisa masuk ke sana itu adalah PBB dengan underbow-underbownya, kalau organisasi-organisasi dari luar PBB itu biasanya di Dadap seperti Mer-C itu kan di Dadap perbatasan Somalia dengan Kenya, imbuhnya.

Somalia yang merupakan wilayah konflik menurut pengalaman Mer-C begitu membutuhkan bantuan terutama bantuan kesehatan di mana anak-anak di sana banyak mengalami kekurangan gizi, selain itu juga yang menjadi masalah utama adalah kurang air bersih sehingga pengungsi rentan terhadap datangnya penyakit seperti diare. (Ahmed Widad)


latestnews

View Full Version