View Full Version
Sabtu, 31 Dec 2011

Sebelum Menangkap Terduga "Teroris" Densus Interogasi Panti Asuhan NU

SEMARANG (voa-islam.com) - Jelang malam pergantian tahun baru masehi polisi menangkap 3 terduga ‘teroris’ yang diduga sasarannya adalah gereja dan Polsek.

Salah satu dari 3 orang yang ditangkap di Semarang, Jawa Tengah diduga bernama Rifqi Azizi. Rifqi merupakan seorang pelajar SMK Yayasan Sunan Kalijaga.

"Diketahui bernama Rifqi Azizi dengan nama bai'at Abdul Ghofur," kata salah seorang sumber di kepolisian, Sabtu (31/12/2011).

Menurut sumber tersebut, Rifqi disiapkan untuk menjadi calon pengantin. Sementara dua terduga lainnya yang ditangkap dituduh berperan sebagai pencuci otak dan ahli bom.

"Belum diketahui identitasnya," ujar sumber tersebut.

Sebelumnya Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Djihartono membenarkan adanya penangkapan tiga terduga ‘teroris’ tersebut. Namun Djihartono enggan menyebutkan identitas ketiganya.

Ketiga orang tersebut ditangkap di Semarang pada Jumat (30/12), pukul 23.00 WIB. Ketiganya dibawa ke Mabes Polri untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Seperti dilansir suaramerdeka.com, sebelumnya sejumlah warga setempat mengaku melihat pasukan Densus 88 menyambangi daerah sekitar Mangkang.

Tak sekadar datang, beberapa anggota Densus bahkan mendatangi Panti Asuhan Darul Hadlonah di Jalan Koptu Suyoni RT 02 RW 04, Wonosari, Mangkang, Ngaliyan.

"Memang ada pasukan Densus 88 dan polda yang datang ke panti itu. Tapi itu sudah seminggu lalu Kamis (22/12) siang hari," kata Jito (31) penjual mi ayam di depan Pasar Mangkang, Sabtu (31/12) siang.

Pasukan gabungan yang menumpang satu mobil itu disaksikannya  langsung masuk ke dalam panti asuhan. Tapi untuk apa yang terjadi di dalam panti asuhan tersebut, Ia tidak mengetahui pastinya. "Ada penangkapan atau tidak saya kurang tahu. Dengar-dengar sih introgasi saja," lanjutnya.

Meski begitu, menurutnya selama ini di wilayah yang ditinggalinya tidak ada yang mencurigakan. Sedangkan  panti asuhan yang diintrogasi, selama ini hanya menampung anak-anak yang kehidupannya  kurang mampu. Bahkan untuk aktivitas di panti tersebut juga tak ada yang patut dicurigai. Karena hampir semua warga tahu pasti berbagai aktivitas di dalam panti tersebut.

Kesaksian warga yang melihat Densus 88 mendatangi Panti Asuhan Darul Hadlonah, dibenarkan pengurus panti yang berada  dibawah Yayasan kesejahteraan muslimat NU Jawa Tengah itu.

Pengasuh panti asuhan, Mustafizd, membenarkan jika ada petugas polisi yang mendatangi panti asuhannya. Namun kedatangan mereka bukan terkait terorisme, melainkan untuk mengetahui kejelasan dua anak asuhnya yang diduga merupakan anggota jaringan NII.

"Iya memang Kamis (22/12) lalu ada anggota yang datang tiga orang. Satu pakaian seragam dan dua pakaian preman," katanya di kantor panti yang terletak di Jalan Koptu Suyoni RT 02 RW 04, Wonosari, Mangkang, Ngaliyan itu.

Dua anak panti asuhan yang ditanyakan yakni Nur Fuad dan Winarto, yang keduanya merupakan siswa kelas XII SMA Bina Nusantara (dulu Sunan Kalijaga). "Katanya sih diduga terlibat anggota NII dari laporan sekolahnya. Tapi keduanya tidak ditangkap dan hanya ditanya-tanya, setelah itu petugas pergi," imbuh laki-laki yang berkacamata tersebut.

Pihaknya mengaku berbagai aktivitas di panti hampir sama dengan aktivitas di pondok pesantren seperti mengaji, pengajian dan lainnya. Selain itu banyak yang juga sekolah dari SD, sampai perguruan tinggi. "Di sini tidak ada aktifitas seperti Islam Liberal, aktivitasnya biasa seperti pesantren dan panti lainnya," tambahnya.

Panti Asuhan Darul Hadlonah terdiri atas  dua bangunan. Satu bangunan untuk perempuan dan satunya laki-laki. Jarak antara kedua bangunan yang tak begitu megah itu sekitar 50 meter. Sedangkan di panti ada 60 anak asuh putra putri yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Tengah. (Detik, SM/Widad)


latestnews

View Full Version