YOGYAKARTA (voa-islam.com) – Majelis Mujahidin prihatin dengan insiden Sampang yang didomplengi parah tokoh Syi’ah sebagai momentum untuk merehabilitasi kesesatan Syi’ah. Yang paling ironi adalah oknum pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat yang menyatakan bahwa Syi’ah bukan ordo sesat, tapi sebuah mazhab Islam. Padahal para ulama dunia sepakat memvonis Syi’ah bukan Islam, antara lain: Imam Ahmad bin Hambal, Imam Malik, Imam Syafi’i, Al-Bukhari, Abu Hamid Muhammad Al-Muqaddasi, Ibnu Katsir, Ibnu Taimiyah dan lain-lain. Bahkan di Indonesia sendiri, perbedaan akidah Syi’ah dengan aqidah Islam diakui secara resmi oleh MUI, PBNU, Departemen Agama RI, dll.
“Sebagai sebuah ordo agama, Syi’ah dinyatakan sesat dan bukan bagian dari Islam, karena keyakinan serta doktrinnya yang menghina Nabi SAW dan para shahabat. Indoktrinasi Syi’ah menyatakan bahwa: Imam Syi’ah maksum dan derajatnya lebih tinggi dari Rasulullah, Al-Qur’an yang ada sekarang palsu, para shahabat Nabi semuanya pendusta karena itu semua hadits shahih dalam kitab hadits kaum Muslimin dianggap palsu. Dan mereka menganggap para khalifah selain Ali karramallahu wajhah adalah para perampas kekuasaan kekhalifahan. Dan yang paling menjijikkan, mereka melakukan mut’ah alias kawin kontrak,” jelas Majelis Mujahidin dalam rilis yang diterima voa-islam.com, Kamis (5/1/2012).
Karenanya, Majelis Mujahidin menegaskan bahwa Syi’ah adalah bukan Islam tapi ordo sesat, dan orang yang menyatakan Syi’ah tidak sesat, berarti dia adalah orang sesat. “Bahwa Syi’ah bukan dari golongan Islam. Siapa saja yang tidak menganggap Syi’ah sesat berarti dia sesat,” ujar Thalib.
Untuk menjembatani perbedaan yang tajam antara akidah Islam dan ordo Syi’ah, Majelis Mujahidin menantang para pentolan Syi’ah untuk berdialog secara ilmiah dan terbuka. Dialog ini dinilai perlu agar umat Islam mengetahui akar masalah konflik umat Islam dengan penganut ordo Syiah yang sebenarnya.
“Majelis Mujahidin mengusulkan diadakan perdebatan ilmiah dengan para pentolan Syi’ah, guna menguji pengakuan kebenaran maupun kebatilan ajaran Syi’ah. Jika mereka tidak mau merespon usulan ini, hal itu mengindikasikan adanya iktikad yang tidak baik, menyembunyikan penyimpangan dan permusuhannya terhadap Islam dan kaum Muslimin,” tantang Majelis Mujahidin dalam rilis yang ditandatangani oleh Al-Ustadz Muhammad Thalib (Amir), Irfan S Awwas (Ketua), dan M Shabbarin Syakur (Sekretaris).
Selain itu, Majelis Mujahidin mendesak Pemerintah, MUI dan ormas Islam supaya melakukan penelitian tuntas terhadap ajaran-ajaran Syi’ah berdasarkan kitab-kitab induk mereka, tanpa terkecoh dengan perbuatan, aktivitas, maupun taqiyah pengikut Syi’ah. Sehingga perbedaan paham ataupun penyimpangan ajarannya dapat diketahui secara publik.
Terkait insiden pembakaran padepokan ordo Syi’ah di Madura, Majelis Mujahidin mendesak pemerintah agar segera menyelesaikan kasus secara menyeluruh dan adil dengan melakukan investigasi secara cermat sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut. [taz]