SAMPANG (voa-islam.com) - Baru dua hari usai ditariknya 245 personil Brigade Mobil Kepolisian Daerah Jawa Timur, pada Selasa (17/1) malam, konflik antara kelompok Syiah versus warga muslim Sunni Desa Karanggayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang kembali memanas. Untungnya, tak sampai terjadi aksi kekerasan massa karena aparat segera melakukan pengamanan di lokasi tersebut.
Dari informasi yang dihimpun, Rabu (18/1) malam, menyebutkan, memanasnya kondisi di Desa Karanggayam itu setelah adanya ipar dari Tajul Muluk -tokoh Syiah di Karanggayam- yang bernama Syaiful Ulum datang ke rumah Halimah, kerabatnya, di Karanggayam. Sementara warga yang belum reda amarah mereka lantaran agresifitas penyebaran kesesatan Syi’ah, bermaksud mengusir Syaiful Ulum ketika yang bersangkutan berada di rumah Halimah.
Untuk meredam situasi, beberapa anggota Muspika Kecamatan Omben melakukan pendekatan kepada Syaiful Ulum agar segera meninggalkan Karanggayam.
Namun hal itu ditolak Syaiful. Bahkan, beberapa orang yang sealiran dengan Syaiful (Syi’ah) memberikan dukungan yang disertai dengan membawa senjata tajam. Kedua kelompok pun sempat berhadap-hadapan dan saling menantang carok, yakni berkelahi dengan menggunakan senjata tajam (celurit), namun bisa dicegah aparat keamanan.
"Kami mengadakan pendekatan kepada kedua belah pihak agar keamanan tetap terjadi dan tak terjadi hal-hal yang tak kita inginkan," kata AKP. Roy A. Prawirosastro, Kasatreskrim Polres Sampang.
Pada Selasa malam itu, petugas Polres Sampang yang dibantu dari polsek terdekat diterjunkan ke lapangan untuk berjaga-jaga guna menghindari kemungkinan bentrok massa dari kedua belah pihak.
Bantuan personil aparat terus berdatangan pada Selasa malam itu melihat perkembangan yang cenderung memanas di Karanggayam. Sekitar pukul 23.00 WIB, kurang lebih tiga kompi pasukan Brimob kembali memasuki kawasan Dusun Nangkernang, Desa Karanggayam. Pasukan Brimob itu menjaga tiap sudut desa. Tujuannya, mengantisipasi kemungkinan terjadinya bentrokan antara kelompok Syi’ah dan warga muslim.
Menyikapi perkembangan di Sampang itu, Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah mengingatkan polisi bertindak tegas dengan mengamankan segera Ustadz Tajul Muluk, pimpinan Syiah di Desa Karanggayam. Namun demikian PWNU Jatim juga meminta warga Nahdliyyin di Sampang menahan diri dan tak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan persoalan ini. "Percayakan masalah ini kepada polisi," katanya.
Sementara Menurut Ustadz Roisul Hukama, warga muslim Sunni hanya bisa tenang jika empat pentolan Syiah di Sampang, yakni Tajul Muluk, Iklil Almilal, Syaiful Ulum, dan Alimullah tidak kembali lagi ke Nangkernang. "Kalau mereka tetap memaksa pulang ke rumah mereka, saya tidak bisa mencegah amarah warga," ujar Roisul yang tak lain adalah adik kandung Ustad Tajul Muluk.
Terkait itu, hari Rabu siang petugas kepolisian dari jajaran Polres Sampang dan pasukan Brimob dari Polda Jatim, melakukan penyisiran ke rumah-rumah warga di Desa Karanggayam, menyita berbagai jenis senjata tajam yang dimiliki warga.
Langkah ini dilakukan petugas sebagai upaya antisipatif terjadinya kerusuhan lanjutan kedua belah pihak yang bertikai, baik dari kelompok Syiah maupun dari warga muslim setempat.
"Senjata jenis celurit dan berbagai jenis senjata lain yang kita anggap berbahaya sudah kami perintahkan untuk sementara disita dulu," kata Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Sampang, Kompol Danuri.
Penyisiran kepemilikan senjata tajam ini tidak hanya di Desa Karang Gayam, akan tetapi juga dilakukan petugas di Desa Bluuran, Kecamatan Karangpenang, yang berjarak sekitar satu kilometer dari desa itu yang juga merupakan pemukiman kelompok Syi’ah.
Sementara petugas dari jajaran polres dan pasukan bantuan dari Brimob Polda Jatim dibantu personel TNI dari Kodim 0828 Sampang, terus meningkatkan patroli di berbagai titik rawan di wilayah tersebut. (dbs/Widad)