View Full Version
Sabtu, 04 Feb 2012

Puluhan WTS Dipulangkan, Puluhan Dai Ditugaskan di Lokalisasi Surabaya

Surabaya (voa-islam.com) – Upaya ulama dan umat Islam Jawa Timur bekerjasama dengan Pemkot, Pemprov dan DPRD Jatim membersihkan Surabaya dan Jatim dari Lokalisasi bukan hanya isapan jempol. Hari ini puluhan Dai Khusus ditugaskan untuk berdakwah di lokalisasi, bersamaan dengan pemulangan puluhan WTS dan mucikari ke daerah asalnya.

Puluhan pengurus Ikatan Dai Area Lokalisasi (IDIAL) dilantik ketua Majelis Ulama Indonesia(MUI) Propinsi Jawa Timur, KH Abdusshomad Buchori di balai RW 4 Bangunsari Dupak Krembangan Surabaya, Sabtu (04/02/2012).

Acara pelantikan para dai yang fokus di area bisnis prostitusi ini dibarengkan dengan agenda pemulangan 44 WTS dan Mucikari, karena itu acara ini ditempatkan di Balai RW 4 Bangunsari yang notabene adalah area lokalisasi.

Puluhan wanita esek-esek penjaja perzinahan ini dipulangkan ke daerah mereka masing-masing, seperti Malang, Blitar, Lamongan, Pati, dan sebagainya. Para wanita tunasusila ini bersyukur, karena dipulangkan dengan diberi pesangon 3,5 juta rupiah dan dibimbing untuk membuka usaha di daerah masing-masing. “Saya bekerja seperti ini juga bukan karena kemauan sendiri, tapi faktor pecahnya keluarga dan ajakan teman yang membawa saya sampai di sini. Kepulangan ini murni sukarela, dan saya akan membuka usaha dirumah,” ungkap Fia mantan WTS Bangunsari asal Jombang.

Misi Dai Khusus Bersihkan Surabaya dari Pelacuran

IDIAL merupakan lembaga yang ada di bawah payung MUI Jatim dan legalitasnya berdasar SK MUI Jatim untuk periode 5 tahun. Lembaga ini dibentuk atas kesadaran terhadap realitas masyarakat yang memandang sebelah mata terhadap dunia prostitusi. Padahal mereka juga perlu penyadaran dan uluran tangan agar tidak terjembab semakin jauh ke dalam dunia hitam ini.

Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori berharap agar dibentuknya organisasi ini mampu membersihkan Surabaya dan Jatim pada umumnya dari lokalisasi. “Kan paradoks, kalau jumlah umat Islam di Jatim mencapai 90%, tapi prostitusinya juga terbesar se-Asia Tenggara,” jelasnya.

Senada itu, Ketua Umum IDIAL, Drs HA Sunarto optimis bahwa pembinaan mental secara sistematis melalui dakwah adalah upaya yang ampuh untuk memberantas pelacuran.

“Berangkat dari realitas minimnya pembinaan mental dan spiritual terhadap WTS, maka muncul gagasan untuk membentuk wadah yang menghimpun para Dai dan komponen terkait dalam sebuah organisasi IDIAL dengan tujuan agar pola pendekatan dan pola pembinaan terhadap WTS dan Mucikari lebih sistematis,” ungkap Ketua IDIAL periode 2012-2016 itu.

Selain pembinaan mental, jelas Sunarto, para wanita tunasusila itu juga dibekali pelatihan ketrampilan dan sosialisasi kesehatan, agar mereka secara sadar dan sukarela  mau beralih profesi halal. “Kami melakukan pendekatan dengan prinsip dakwah Rahmatan lil’alamin yang persuasif, kondusif dan tidak konfrontatif,” tegasnya.

Organisasi seperti IDIAL ini, baru satu-satunya dan pertamakali diseluruh Indonesia. Namun, bentuk pendekatan dan kegiatannya sudah ter-embrio sejak tahun 90an di Lokalisasi Bangunsari. Dan hasilnya pun luar biasa. Bangunsari yang pada era 80an termasuk lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara, saat ini hampir bersih dan hanya tinggal sekitar 15 persen. [taz/beritajatim]


latestnews

View Full Version