JAKARTA (voa-islam.com) – Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyayangkan ketidakadilan pemerintah dan media dalam menyikapi berbagai tindak anarkis para preman rasis dan fasis di Kalimantan Tengah.
Dalam kasus percobaan pembunuhan terhadap para ustadz DPP FPI yang dilakukan oleh gerombolan preman fasis, rasis dan anarkis, Habib menyayangkan media yang tidak fair dalam pemberitaan. Menurutnya, secara licik media menutupi opini kezaliman penguasa dan mengangkat opini pembubaran FPI. “Anehnya, media menutup anarkisme teras narang cs, jutru aktif membentuk opini pembubaran FPI. Licik! FPI yang jadi korban, tapi justru FPI yang dituduh dan dihukum,” kecamnya.
Habib menengarai, penolakan terhadap kehadiran FPI di Kalteng itu dilakukan untuk menutupi kebobrokan penguasa setempat yang mirip dengan kasus tragedi Mesuji. “Mereka semua ketakutan dibongkar kebobrokannya oleh FPI, karena FPI sedang membela Dayak Seruyan yang dizalimi penguasa dan pengusaha serta preman di Kabupaten Seruyan Kalteng. Ini seperti kasus Mesuji di Lampung,” jelasnya.
Selain itu, Habib menyindir Pemerintah SBY yang tidak bertindak tegas terhadap para preman rasis, fasis dan anarkis di Kalteng. “Mari kita tonton bersama apa yang akan dilakukan Pemerintah Pusat terhadap gerombolan bajingan rasis fasis anarkis Teras Narang,” kritiknya. “Gerombolan fasis itu melakukan penerobosan objek vital Bandara, pengepungan pesawat dengan senjata, perusakan rumah panitia Maulid Nabi SAW, pembakaran tenda dan panggung dakwah Islam, percobaan pembunuhan pimpinan ormas Islam, dan pengepungan rumah dinas bupati Kuala Kapuas,” tandasnya.
Habib mengimbau Pemerintah SBY agar melakukan penegakan hukum terhadap para preman di Kalteng itu, jangan malah memperalat konflik untuk menutupi karut-marut Partai Demokrat. “Apakah Pemerintah SBY akan menegakkan hukum, atau justru ikut memanfaatkan masalah untuk menggebuk FPI sekaligus mengalihkan issue korupsi yang sedang menghantam petinggi Partai Demokrat?” pungkasnya. [taz, wid]