JAKARTA (Voa-Islam) – Ternyata, sosok (alm) Ahmad Sumargono yang wafat kemarin, Jum’at (24/2) dinihari, adalah tokoh Islam yang diterima oleh berbagai kelompok Islam. Terbukti, yang bertakziah di rumah duka di Komplek Dokter, Jl. H. Baping Susukan Ciracas No.12, Jakarta Timur maupun yang mengantar sampai ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) adalah tokoh Islam dari berbagai ormas dan partai Islam. Termasuk dari birokrat.
Dari kalangan birokrat, hadir Fahmi Idris, Fuad Bawazir, Jimly As-Shidiqi, Jendral (Purn) Syarif Syamsudin. Adapu dari kalangan aktivis dan tokoh Islam, hadir antara lain: KH. Syuhada Bahri (Ketua Umum DDII), Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah), KH. Didin Hafidhuddin( Ketua Umum Baznas), Munarman (FPI), KH. Muhammad Al Khaththath (FUI), Adian Husaini (mantan aktivis KISDI).
Juga hadir, KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’I (Pimpinan Ponpes As-Syafi’iyah), Aru Seif Asadullah (Pemred Tabloid Suara Islam), Zainal Muttaqin, (mantan Pemred Majalah Sabili), Ustadz Daud Rasyid (dosen LIPIA), KH. Abdul Manan (Pimpinan Hidayatullah), Anis Matta dan Abu Bakar Alhabsyi (PKS), Ustadz Abu Deedat (FAKTA), Ustadz Labib (HTI) dan sebagainya.
Sangat disayangkan, hari itu mantan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra dan Ketua Umum PBB MS. Ka’ban tidak hadir di rumah duka, hanya terlibat rangkaian bunga ucapan berduka cita dari MS. Ka’ban. Menurut Wakil Ketua Umum PBB, M. Sahar L Hasan, Yusril dan MS Ka’ban sedang berada di Bangka-Belitung (Babel) untuk mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di sana.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof. Jimly As-Shiddiqi yang bertakziah di rumah duka, menilai Ahmad Sumargono adalah sosok aktivis yang aktif di dalam pergerakan Islam, meski pekerjaan utamanya adalah seorang pengusaha yang mandiri.
“Saat ia bergaul dengan aktivis di berbagai masjid dan ormas Islam, sikap kritisnya terhadap persolan umat Islam, membuat seorang Soemargono menjadi orang yang vokal, karena posisinya yang independen. Sebagai aktivis Islam, ia selalu terlibat dalam peristiwa penting di Tanah Air maupun internasional. Ia juga seorang yang konsisten dengan pendiriannya. Ia selalu tampil sebagai pembela, disaat kaum muslimin dizalimi dan tertindas,” ujar Jimly.
Di bidang politik, Soemargono pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Bulan Bintang. Dalam perjalanannya, ketika tidak cocok lagi dengan dunia politik, dan tak sejalan dengan prinsip kebenaran yang diyakininya, maka dengan ringan dia pun melepas karir politiknya sebagai Wakil Ketua Umum PBB.
Jimly mengakui, meski pergaulan Ahmad Sumargono dengan kelompok Islam garis keras, membuat lawan-lawannya merasa gerah. Namun sesungguhnya, ia melihat seorang Sumargono adalah sosok yang lembut. “Saya melihatnya, beliau itu lembut saja tuh,” kata Jimly.
(Desastian)