View Full Version
Rabu, 29 Feb 2012

Meski Telah Berbenah Sambut MTQ, Kesemrautan dan Penyakit Masyarakat Tetap Eksis di Ambon

AMBON, MALUKU (voa-islam.com) - Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasioanl ke XXIV empat bulan lagi akan dilaksanakan di kota Ambon, Maluku. Meski masih beberapa bulan lagi, nuansa MTQ sudah mulai terasa di kota tersebut. Di setiap sudut kota, instansi pemerintah, pintu masuk kota Ambon, sekolah-sekolah sampai di permukiman warga banyak terdapat spanduk atau baliho yang berisi dukungan untuk menyukseskan pelaksanaan MTQ tingkat Nasional yang tepatnya dilaksanakan pada tanggal 9-19 Juni 2012.

Selain spanduk dan baliho, pemkot Ambon juga mulai berbenah secara fisik dengan membangun sarana-saran penunjang pelaksanaan hajatan nasional tersebut.

Untuk mempercantik kota Ambon beberapa gedung dan instansi pemerintah mulai direnovasi. Diantara bangunan yang mengalami renovasi dalam rangka menyambut MTQ diantaranya adalah Masjid agung Al Fatah yang konon untuk renovasi menelan biaya mencapai belasan milyar rupiah. Bangunan lainnya adalah Mapolsek sirimau dan Pengadilan Negeri Ambon.

Pemerintah kota Ambon juga membangun tempat khusus untuk pelaksanaan MTQ yaitu gedung Islamic center yang terletak di desa Waihaong tidak jauh dari makam para syuhada.

Tetap semraut dan kotor

Namun meski telah berbenah secara fisik dalam upaya mempercantik Ambon dengan renovasi dan pembangunan gedung, hal itu ternyata tidak merubah citra kota Ambon yang semrawut, kotor dan jauh dari tertib.

Di beberapa bagian jalan nampak sampah yang menumpuk dan berserakan. Kesemrawutan kota nampak pada jalan-jalan utama kota Ambon yang sebagian badannya telah berubah fungsi menjadi lahan parkir.

Ini sebagaimana yang terjadi di Jalan Sam Ratulangi tepatnya di depan Ambon plaza dimana sepertiga dari badan jalan dijadikan lahan parkir untuk kendaraan bermotor. Keadaan tersebut telah menyebabkan lalu lintas tersendat setiap hari.

Yang tidak kalah semrawut adalah di depan Pasar Ikan Arumbai Batumerah. Jalan selebar 6 meter sepanjang kurang lebih 200 meter itu tiga perempatnya telah berubah menjadi pasar tidak resmi dan lahan parkir. Akibatnya mobil dan motor sangat kesulitan untuk melintas bahkan nyaris tidak bisa.

Pembenahan fisik tidak dibarengi pembenahan mental

Kondisi Ambon yang sangat semrawut ini tidak berbeda jauh dengan kondisi sosial masyarakatnya. Penyakit-penyakit sosial seperti perjudian, prostitusi dan miras masih tetap marak di tengah masyarakat. Ini disebabkan karena pembenahan fisik itu tidak disertai dengan pembenahan mental kepada para penduduknya sehingga menyebabkan penyakit-penyakit sosial itu tetap marak dan berkembang.

..pembenahan fisik itu tidak disertai dengan pembenahan mental kepada para penduduknya sehingga menyebabkan penyakit-penyakit sosial itu tetap marak dan berkembang..

Praktek perjudian yang tersembunyi seperti Togel ataupun yang terang-terangan seperti judi bola gelinding banyak terdapat di sudut permukiman kota Ambon yang keberadaannya dibiarkan begitu saja baik oleh pemerintah kota Ambon maupun oleh pihak kepolisian.

Prostitusi, yang merupakan penyakit sosial yang sangat berbahaya juga marak keberadaannya di kota Ambon baik yang dipraktekkan secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.

Praktek prostitusi yang dilakukan secara terang-terangan hingga kini keberadaannya tetap eksis dan tidak pernah ditertibkan oleh pihak berwenang. Sebagaimana nampak di komplek prostitusi Batumerah Tanjung yang terletak hanya beberapa meter dari Masjid Baiturrahman Batumerah. Di kompleks tersebut terdapat banyak sarana kemaksiatan seperti perjudian, Karaoke serta jasa pemuas syahwat dari para pelacur tentunya.

Sedangkan praktek prostitusi yang sembunyi-sembunyi bisa dilihat dengan adanya kafe remang-remang  yang banyak terdapat di beberapa tempat di kota Ambon. Kafe-kafe tenda yang hanya akan buka pada malam hari saja ini banyak terdapat di sepanjang trotoar jalan dari pasar lama Ambon sampai jembatan Batumerah. Keberadaan kafe-kafe tenda tersebut pun dibiarkan begitu saja menjadi pelengkap maraknya kemaksiatan di kota Ambon.

Selain prostitusi, penyakit masyarakat lainnya yang tetap marak di kota Ambon adalah peredaran miras. Bahkan gangguan kamtibmas seperti pencurian, perkelaian dan bentrokkan antar warga di Ambon sering dipicu oleh barang haram tersebut. Namun lagi-lagi sepertinya aparat keamanan sudah menyerah dan kehabisan akal untuk menghentikkan peredaran minuman keras karena memang dilindungi oleh undang-undang.

Di tengah kondisi masyarakat yang demikian itulah MTQ XXIV tingkat Nasional akan dilaksanakan di Ambon. Yang cukup membuat miris adalah slogan dari Pemda Maluku dan masyarakat Ambon yang akan menjadikan momentum MTQ sebagai sarana menciptakan masyarakat yang religius dan aman. Bagaimana mungkin hanya dengan MTQ masyarakat akan berubah menjadi religius dan tertib jika tidak ada pembinaan, pembenahan dan penertiban yang menyeluruh di tengah masyarakat. Sungguh slogan kosong yang konyol dan lucu.Oh...Ambon yang memilukan. (AF)


latestnews

View Full Version