JAKARTA (VoA-Islam) – Siapa bilang, anak metal tidak peduli dengan Islam. Jangan dikira anak metal tidak belajar mengaji. Dan jangan disangka, anak metal tidak marah jika agama mereka dihina oleh mereka yang mengatasnamakan intelektual dan cendekiawan muslim.
Sebut saja komunitas underground band metal seperti Tengkorak, Purgatory, Aftermath, Punk Muslim, dan Roots of Madinah, yang Jumat (9/3) kemarin turut hadir mendung Aksi Apel Siapa Umat Islam Indonesia Damai Tanpa Liberal di bunderan HI dan dilanjutkan dengan longmarch menuju Monas.
Mungkin tak banyak aktivis dakwah yang tahu, bahwa kedua band metal ini berbeda dengan band metal yang lain. Mereka bermusik tanpa harus menanggalkan akidah dan syariat Islam. Sebagai contoh, setiap kali mereka tampil di atas panggung, maka pekikan takbir kerap mewarnai.
Menariknya lagi, mereka membawa tema-tema pada lagu mereka yang berkaitan dengan keislaman, seperti kepedulian mereka terhadap permasalahan Palestina, termasuk bahaya pemikiran JIL. Uniknya lagi, bila waktu shalat tiba, di saat azan berkumandang, kelompok band metal ini berhenti sejenak untuk menjalankan shalat wajib secara berjamaah. Kini komunitas underground ini menyebutnya dirinya Komunitas Salam Satu Jari yang bermaknakan tauhid. Inilah komunitas perlawanan yang giat menggempur symbol-simbol zionis dan satanic.
Vokalis band metal Purgatory, Amor, kepada Voa-Islam mengatakan, ia bersama komunitas anti JIL tidak mengatasnamakan ormas Islam tertentu, melainkan independen. Sebagai muslim, Amor dan temen-teman sesama band metal lainnya berkomitmen untuk melakukan perlawanan terhadap pemikiran sesat JIL, yang ingin menodai akidan dan menggugat syariat Islam. Ini adalah sesuatu yang salah. “Kita menentangnya. Karena itu, kita harus meluruskan dan memberi tahu temen-temen yang lain untuk tidak ikut arus yang salah itu.”
Seperti diakui Amor, ia banyak mengetahui pemikiran JIL melalui internet. “Mereka banyak mengeluatkan pemikiran sesat. JIL bilang Islam agama oplosan. Jelas itu ngawur. Islam itu agama Allah yang selalu dijaga, dimana Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.”
Amor menyadari bahayanya pemikiran JIL yang telah meracuni banyak anak muda. Meski tak pernah bertemu secara face t o face, ia selalu mengamati apa yang dibicarakan JIL di dunia maya. “Di internet, kami sering terlibat argument untuk mematahkan pemikiran sesat aktivis JIL.”
Hal senada juga dikatakan Bonty, pemain bas Purgatory, “Kita percaya Al-Quran. Menyakini banyak agama sama saja tidak ada agama yang diyakini. Liberalisme sangat dekat dengan atheisme. Karenanya, bedakan akhlak ita dengan mereka. Maka, satu-satunya pembeda adalak akhlakul karimah.
Saat berorasi di bunderan HI, Ombat Nasution yang merupakan vokalis band tengkorak dan juga seorang pengacara, menegaskan Islam turun dengan sempurna. Hari ini, kita bersatu dan akan seterusnya bersatu untuk melawan pemikiran bodoh Barat. Kita tidak mau dijajah dan disesatkan kaum liberal,” kata Ombat seraya memekikkan takbir, Allahu Akbar…! Di akhir orasi, Ombat mengajak anak muda untuk mengganti salam setan (metal) dengan salam tauhid.
Bintang film Fauzi Baadila dalam orasinya menyampaikan puisi cinta untuk aktivis JIL. Sebelumnya, Oji, begitu ia akrab disapa, mengakui dirinya bukan sok alim, sok suci, tapi sebagai muslim, ia menentang pemikiran JIL yang kebablasan, yang dengan terang-terangan menghina Islam atas nama intelektual muslim dan kebebasan berpikir.
“JIL omong kosong. Gue menolak pemikiran mereka. Jangan ajari kami. Kami nggak butuh dagangan aktivis JIL. Otak kami nggak mau diisi oleh kotoran pemikiran mereka,” kata Oji. Desastian