JAKARTA (VoA-Islam) – Disaat rakyat Indonesia sedang fokus menggugat penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan mendesak tumbangnya Pemerintahan SBY, tiba-tiba saja, tiada angin tak ada hujan, digulirkan peristiwa yang tak semestinya terjadi. Inilah modus basi Rezim Susi agar rakyat Indonesia tergiring opini dengan isu lain. Lagi-lagi FPI menjadi kambing hitam dan tersudutkan.
Seperti dikabarkan Voa-Islam sebelumnya, gerombolan kafir yang mengatasnamakan masyarakat dayak telah menabuh genderang perang di Kalimantan. Jika sebelumnya menantang perang FPI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, kini dayak kafir itu mulai mengganggu umat Islam di Pontianak, Kalimantan Barat. Bukan tidak mungkin, akan berimbas ke seantero Kalimantan dan sekitarnya.
Bisa terbaca, siapa yang menggerakkan massa di Pontianak. Ada komando yang membiarkan massa ini menjadi beringas. Inilah kelanjutan apa yang terjadi di Palangkaraya. Kamis sore tadi, di halaman rumah Betang Pontianak, tiga truk terlihat merapat dan menurunkan massa Dayak. Lalu melanjutkan longmarch dengan membawa senjata tajam. Jalan Ahmad Yani di kota Pontianak macet total. Polisi juga sudah menutup akses menuju kota Pontianak untuk menahan massa yang dikabarkan telah berangkat dan hendak bergabung di kota Pontianak.
Yang pasti, ini bukan kali pertama pengalihan isu itu dilakukan. Sebelumnya, ketika publik sedang ramai-ramainya mencermati dan membicarakan bobroknya rezim korup di negeri ini, tiba-tiba segelintir kaum liberal mencari perhatian dengan berteriak-teriak di bunderan HI seraya mengusung Indonesia Damai Tanpa FPI. Seluruh media sekuler pun berlomba-lomba menjadikan FPI sebagai sasaran empuk pemberitaan miring dengan cara yang tendensius dan menyesatkan.
Tentu saja, apa yang terjadi, mulai dari Palangkaraya-Kalimantan Tengah dan Pontianak-Kalimantan Barat, adalah modus yang sama dan berulang-ulang, yang sengaja dihembuskan untuk memengaruhi rakyat Indonesia agar melupakan isu kenaikan harga BBM. Sepertinya, rezim ini paling lihai dan jitu mengalihkan isu yang tengah menerpa petinggi-petinggi bobrok partai Demokrat.
Tadi siang, dalam jumpa pers, sejumlah ormas Islam di sekretariat Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) telah mengeluarkan pernyataan sikap untuk mendesak Pemerintahan SBY agar tidak menaikkan BBM. Jika BBM dinaikkan, rakyat Indonesia akan semakin sengsara. Seharusnya rezim SBY peka dengan tuntutan rakyat, bukan mencoba mengalihka isu. Basi. Desastian