JAKARTA (VoA-Islam) – Rakyat dan bangsa Palestina berhak mendapatkan kemerdekaan dan kedaulatan serta merupakan bagian tak terpisahkan sebagai warga dunia. Itulah sebabnya, umat Islam di dunia, khususnya di Indonesia, hendaknya meneguhkan solidaritas dan dukungan kepada rakyat dan bangsa Palestina, yang tengah berjuang melawan penjajahan zionis Israel, meruntuhkan berbagai blokade, dan memulangkan para pengungsi ke tanah airnya.
Adalah Aspac (Asia-Pasific Community) for Palestine, sebuah komunitas lembaga non pemerintah dan anggota parlemen di kawasan Asia dan Pasifik, berhimpun bersama untuk memperjuangkan hak-hak rakyat dan bangsa Palestina di Balai Sidang Senayan, Jakarta, Indonesia dari tanggal 29 sampai dengan 30 Juni 2011. Diharapkan, komunitas ini dapat meningkatkan koordinasi dan konsolidasi yang baik untuk membuat gerakan bersama untuk menyelamatkan Al-Quds dan Palestina.
Konferensi Internasional Palestina yang digelar sebelumnya dan pembahasan dalam sidang komisi pada Konferensi Asia Pasifik, dihasilkan deklarasi sebagai berikut: Pertama, berkomitmen untuk mengutuk keras praktek pendudukan atas nama etnis yang bertujuan melenyapkan Baitul Maqdis dan Palestina secara keseluruhan, serta melakukan perampasan terhadap hak-hak penduduknya, termasuk penyerangan yang membahayakan terhadap situs agama samawi di Al Quds, terutama masjid suci Al Aqsha.
Kedua, menyuarakan Resolusi PBB No. 3379, bahwa Zionisme adalah gerakan yang dibentuk atas dasar etnis dan bersifat rasis. Ketiga, menggalang solidaritas masyarakat Asia Pasifik bagi kemerdekaan Palestina dari penjajah Zionis.
Keempat, mendesak pemerintah untuk tidak melakukan hubungan diplomatik dengan Israel dan melakukan Boycott, Divestment and Sanction (BDS) kepada mereka sampai mereka mau mengakui semua resolusi PBB yang mereka langgar, memulihkan hak-hak rakyat Palestina dan mengakui kedaulatan wilayah Palestina ditangan rakyatnya.
Kelima, mendesak Israel untuk mengakhiri blokade di Gaza dan membuka pintu-pintu perbatasan, menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di tanah Palestina, membongkar tembok pemisah, dan menghentikan pembunuhan terhadap para pemimpin Palestina, serta membebaskan warga Palestina dari penjara-penjara Israel termasuk membebaskan Syeikh Ra’id Sholah yang baru-baru ini ditangkap.
Keenam, Liga Arab dan Organisasi-organisasi Islam di Negara Arab agar memberikan dukungannya terhadap Al-Quds dan tempat-tempat suci milik umat agama samawi di sana dan melindungi warga sipil serta pimpinan umat beragama. Adapun Organisasi Konferensi Islam (OKI) hendaknya bekerja secara nyata dan tegas membantu Palestina dalam: membuka berbagai blokade dan embargo atas Palestina, mengembalikan para pengungsi, tidak membiarkan sejengkalpun tanah Al Quds untuk Israel.
Ketujuh, Pemerintah negara yang berbatasan dengan Palestina agar membuka pintu perbatasan dan memudahkan masuknya bantuan dunia internasional bagi rakyat Palestina. Kedelapan, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) harus menetapkan Israel sebagai negara teroris dan pelanggar hak-hak asasi manusia, serta menuntut para pemimpinnnya untuk diajukan ke Mahkamah Internasional sebagai penjahat HAM.
“Kami berharap Indonesia, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, menjadi pelopor dan penghulu bagi kerja-kerja membantu rakyat Palestina, baik di tingkat kawasan Asia Pasifik, maupun di tingkat dunia.” Demikian dikatakan Suripto, SH selaku Ketua Panitia Pengarah Aspac for Palestine. Desastian