JAKARTA (VoA-Islam) – Dimana rasa kepedulian sosial bagi mereka yang ingin menyaksikan konser itu di tengah rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam waktu dekat ini (1 April 2012)??
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam beberapa pekan, terlihat antrean panjang pembeli tiket konser Lady Gaga. Masyarakat Indonesia sampai rela mengeluarkan koceknya hingga jutaan rupiah, hanya untuk memanjakan mata dan telinga. Fenomena ini tentu sangat 'melukai' perasaan jutaan rakyat miskin Indonesia yang harus rela antre demi mendapatkan sesuap nasi atau sekadar memperoleh air bersih. Memang itu hak mereka pembeli tiket, tapi di manakah rasa kepekaan sosial warga Indonesia saat ini diletakkan? Sungguh ironis!
Lady Gaga memang belum menginjakkan kakinya di Indonesia. Namun penyanyi eksentrik asal Amerika Serikat (AS) itu telah menghipnotis sejumlah pihak di tanah air untuk terus membicarakannya. Lady Gaga direncanakan menggelar konsernya di Stadion Utama Bung Karno, Senayan, Jakarta, 3 Juni 2012 mendatang. Gaga memang kerap tampil eksentrik dan seksi. Perbincangan pro-kontra soal kedatangan Gaga justru membuat penjualan tiketnya nyaris ludes.
Penjualan tiket pre-sale konser Gaga yang digelar di FX Entertainment Centre, FX Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (10/3) lalu bahkan dipadati ribuan orang yang rela mengantre. Padahal, tiket yang dijual tak murah. Harga tiket yang disediakan oleh promotor konser ini adalah Rp. 2, 250 juta (Gold Circle), Rp.750 ribu (Festival dan Tribun 1), Rp.465 ribu (Tribun 2), dan Rp1,250 juta (Tribun 3).
Konser-konser artis mancanegara, terutama dari Barat (AS/Inggris), dalam beberapa tahun terakhir kerap didatangkan oleh pebisnis showbiz. Tak hanya Gaga. Artis yang sedang naik daun atau seleb yang popularistasnya telah memudar di negeri asalnya, berlomba-lomba manggung di Indonesia. Ini jelas akan menguntungkan bagi pihak penyelenggara, terutama dari pihak manajemen artis. Miliaran atau mungkin triliunan rupiah akan disedot dari kantong-kantong remaja Indonesia.
Tak dipungkiri, Indonesia adalah pasar paling menjanjikan buat mereka saat ini. Bayangkan, 10 tahun ke belakang, begitu sulit menemukan artis Barat papan atas yang sudi mampir ke Indonesia. Tapi ketika uang mereka menipis, pasar Indonesia menjadi rebutan. Tapi agaknya remaja Indonesia tak sadar itu. Budaya hedonis telah menyulap mereka hanya sekadar untuk memanjakan mata dan telinga sendiri.
Kecaman MIUMI
Ditengah kemiskinan yang melanda, ternyata masyarakat Indonesia masih bisa menghabiskan uang jutaan rupiah demi menyaksikan artis panas tampil di panggung Indonesia. Menanggapi, fenomena tersebut, Wasekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Fahmi Salim menyatakan ini sebagai bukti hilangnya sensitifitas iman di masyarakat kita. “Karena sensitifitas iman sudah hilang, maka yang terjadi adalah pengacuhan dan pengabaian kemiskinan di sekitarnya,” tegasnya kepada Eramuslim.com, Selasa (13/3)
Realitas sosial ini, telah terkungkung pada hilangnya adab. Ketika faktor moral hilang di masyarakat, maka mereka tidak lagi menjadikan agama sebagai pijakan.“Itulah realitas sosial kita yang terjebak pada lingkaran immoralitas dan hilangnya adab. Individu dan masyarakat sudah tidak berpedoman lagi kepada nilai agama dan moralitas dalam membuat pilihan dan tindakan,” sambungnya.
Karenanya, MIUMI menyerukan agar konser bintang panas Lady Gaga dibatalkan sebab tidak sesuai dengan nilai Islam dan kultur relijius masyarakat Indonesia. “MIUMI menghimbau konser itu dibatalkan karena bertentangan dengan moralitas Islam yang universal dan relijiusitas bangsa Indonesia yang luhur," pungkasnya.
Silakan berpikir sendiri, masihkah kita memiliki kepekaan, disaat rakyat Indonesia tak mampu membeli beras dan merasa berat dengan kebijakan pemerintah menaikan harga BBM? Rupanya otak kita selama ini diletakkan di dengkul, sehingga tak bisa merasakan penderitaan sesama. Sungguh teramat Ironis! Desastian/dbs