LOMBOK (voa-islam.com) - Rencana kenaikan harga BBM direspon negatif oleh semua lapisan masyarakat, mulai dari kalangan petani, mahasiswa, pedagang dan lain lain. Hal ini sangat merugikan masyrakat luas.
Pemerintah SBY-Budiono di anggap tidak berpihak kepada rakyat dan sangat menyengsarakan rakyat. Tidak ada alasan rasional yang mendasar dari pemerintah dalam menaikkan Harga BBM.
Ustadz Tafa’ul Pengasuh Ponpes Darussifa’ Lombok Timur dalam pesan singkatnya kepada voa-islam.com mengatakan; “Kenaikan harga BBM bukan untuk memakmurkan rakyat atau mensejahtrakana masyarakat umum. Akan tetapi untuk mensejahtrakan segelintir penguasa negeri, lebih lanjut Ustadz Tafa’ul mengatakan Rencana kenaikan BBM bukan pula tanda cerdasnya penguasa untuk menyelesaikan persoalan bangsa, tetapi tanda kelemahan penguasa dalam menghadapi tekanan asing dalam menghancurkan negeri ini,” ungkapnya.
Hal senada di ungkpakan Solihin, S.Pd.i yang sangat tidak setuju dengan kenaikan harga BBM. Menurutnya pemerintah belum berpihak kepada rakyat miskin, sesalnya.
Lebih lanjut, Guru SD Hidayutullah Mataram ini mengatakan; “apapun alasan pemerintah rakyat tetap tidak akan setuju dengan kenaikan harga BBM,” katanya.
Sabolah Al-Kalambi ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) IKIP mataram memberikan pernyataan yang tak jauh berbeda, pemerintah sepatututnya dalam pengambilan kebijakan harus berdasakan fakta kebutuhan masyrakat umum bukan dalam penguasaan luar. “Jika tanggal 1 April nanti pemerintah tetap menaikkan BBM maka mahasiswa mengecam pemerintahan SBY-Budiono serta akan meminta untuk turun dari jabatannya,” pungkasnya. [Syamsul]