JAKARTA (voa-islam.com) – Sepulang dari kunjungan luar negeri selama delapan hari, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan rombongan tidak disambut dengan rakyat karangan bunga atau dielu-elukan bak pahlawan.
Sekira pukul 15.20 WIB, Presiden tiba di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (29/3/2012). Presiden didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono, dan sejumlah pembantunya, antara lain Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, serta Gubernur Banten Ratu Atut Choisiyah. Saat turun dari pesawat, SBY langsung disambut oleh Wakil Presiden Boediono, Panglima TNI, Kepala BIN, dan menyalami sejumlah menterinya.
Namun, di luar bandara, ribuan mahasiswa dan buruh melakukan aksi unjuk rasa. Mereka menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.
Bahkan belasan mahasiswa menggelar ‘prosesi najis’ untuk menyambut kedatangan Presiden SBY. Mahasiswa yang menamakan aktivis dari Pemuda Cinta Tanah Air (PECAT) itu menggelar spanduk dan melemparkan kotoran kerbau di sekitar 1 km ruas jalan menuju Gerbang Bandara Halim Perdana Kusumah yang dijaga ketat pasukan pengamanan Bandara dan Paspampres. Mereka bahkan sempat melempari kotoran kerbau ke arah Bandara Halim Perdana Kusuma.
“SBY Presiden Gagal yang tidak pantas memimpin Indonesia. Untuk itu kami minta ia pergi dan jangan pernah kembali ke negeri ini,” teriak seorang demonstran sambil menutup jalan dengan membentangkan spanduk bertuliskan “Indonesia Terlarang Bagi SBY, Antek Neolib”.
Aksi liar ini hanya berlangsung sekitar 15 menit sebelum akhirnya dibubarkan oleh pasukan pengamanan Bandara dan Paspampres. Para mahasiswa pun kocar kacir ke arah Cawang, Jakarta Timur, namun tidak ada yang ditangkap.
Tak ada kericuhan dalam aksi itu, juga tak ada pengadangan terhadap rombongan Presiden, karena Lanud Halim Perdanakusuma dijaga ketat oleh ratusan.
Mulai dari lampu merah Halim sekitar 3 Km meter sampai Lanud Halim, ratusan aparat Kepolisian dibantu prajurit TNI menjaga ketat kawasan ini. [taz, dbs]