View Full Version
Senin, 02 Apr 2012

Son Hadi: Tak Profesional, PBB kirimi JAT Surat Kaleng

JAKARTA (voa-islam.com) – Fitnah bertubi-tubi terus diterima Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Sejak awal berdirinya hingga saat ini, pihak musuh-musuh Islam baik melalui pernyataan pribadi maupun LSM seperti ICG hingga institusi negara Amerika Serikat bahkan PBB terus mendiskreditkan jamaah yang didirikan oleh ustadz Abu Bakar Ba’asyir ini.

Belum lama ini, setelah Deplu AS pada Kamis (23/3/2012) memasukkan JAT dalam daftar teroris, Senin (26/3/2012) JAT mendapat kiriman surat yang mengatasnamakan PBB. Surat berbahasa Inggris itu ditemukan tergeletak begitu saja di depan kantor JAT di Solo, Jawa Tengah.

Berangkat dari hal tersebut, delegasi JAT yang diwakili oleh ustadz Son Hadi mendatangi kantor perwakilan PBB untuk Indonesia di Menara Thamrin, Jakarta Pusat pada Senin (2/4/2012). Tiba di kantor PBB pukul 11.15 WIB, ustadz Son Hadi diterima oleh Ade Faisal Siregar selaku Security Associate United Nations perwakilan Indonesia.

Ustadz Son, sapaan akrabnya menyampaikan bahwa ia bersama delegasi JAT lainnya hanya melakukan konfirmasi surat yang mengatasnamakan PBB.

Alhamdulillah, kami sudah mendatangi kantor PBB perwakilan Indonesia, kita diterima oleh Ade Faisal Siregar selaku Security Associate United Nations perwakilan Indonesia. Mereka juga tidak bisa pastikan surat tersebut asli karena PBB Indonesia tidak ada tembusan dan akan member konfirmasi tiga hari ke depan. Jadi kita tadi cuma klarifikasi surat tersebut asli apa bodong? Kalau asli, masa PBB kirim surat tidak profesional banget,” ungkap direktur JAT Media Center (JMC) tersebut.

Lebih lanjut  ia menjelaskan bukti-bukti keganjilan surat yang mengatasnamakan PBB yang ditujukan kepada ustadz M. Achwan ketika di terima JAT.

“Pertama, Tata cara pengiriman tidaklah lazimnya pengiriman sebuah surat. Surat tersebut tiba saja tergeletak di lantai depan rumah dan di meja kantor, adanya tanpa catatan kurir (jika surat itu dikirm melalui jasa kurir atau pos khusus) dan tidak diketahui siapa pengirim suratnya seolah pembawa surat tidak ingin diketahui identitasnya.

Kedua, suratnya tidak lengkap, lampirannya hanya beberapa yang dikirim secara acak.

Ketiga, amplop surat berupa hasil scanner tanpa perangko dan cap pos.

Keempat, tata cara penulisan alamat bukan standar korespondensi internasional alias Indonesia banget,” paparnya.

Dari fakta-fakta tersebut ustadz Son menilai  betapa tidak professionalnya PBB yang telah mengirimkan JAT surat kaleng. “Jadi fakta ini jelas PBB tak Profesional, mengirimkan JAT surat kaleng,” tandasnya. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version