Tokoh militer yang sangat berpengaruh di zaman rezim Soeharto, dan menjadi kepercayaan Soeharto, Laksamana Sudomo meninggal dunia. Sudomo meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, yang tak jauh dari rumahnya, pukul 10.15 WIB, Rabu (18/4/2012).
Laksama Sudomo terkena stroke, kemudian dibawa ke rumah Sakit Pondok Indah, dan nampaknya dokter tidak lagi dapat menyelamatkan nyawanya, akibat serangan stroke itu.
Sudomo yang pernah menjadi Panglima Kopkamtib (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban), merupakan tokoh militer yang sangat berpengaruh di zaman Soeharto, selain Jenderal Maraden Panggabean dan Jenderal Benny Murdani.
Sudomo pernah menjadi Menko Polkam dan Menteri Tenaga Kerja, di zaman Soeharto. Sudomo saat menjadi Panglima Kopkamtib menangani para tahanan PKI di Pulau Buru, yang berlangsung cukup lama.
Di awal pemerintahan Soeharto, saat menjadi Panglima Kopkamtib, Sudomo memberangus kelompok-kelompok Islam yang dituduh sebagai garis keras. Banyak aktivis Islam yang dipenjarakan di rumah tahanan Kopkamtib di Cidodol, Kebayoran Lama. Sudomo menikah dengan seorang pramugari, Sisca, kelahiran Manado, yang mengantarkannya masuk ke dalam agama Kristen. Sudomo mengakui dirinya murtad selama 35 tahun.
Tetapi, kemudian Sudomo sesudah bercerai dengan isterinya, Sisca, dan kemudian masuk Islam lagi. Sudomo belakangan banyak mempelajari agama Islam sejalan dengan perjalanan hidupnya.
Sudomo benar-benar menjadi orang kepercayaan Soeharto,dan menjadi tangan kanan Soeharto, terutama terkait dengan masalah-masalah keamanan. Sudomo dilkenal dengan ucapannya, "Semuanya bisa diatur". (af/ilh)