View Full Version
Sabtu, 21 Apr 2012

Seharusnya Pemkot Depok Gulirkan Program Puasa Senin-Kamis

DEPOK (VoA-Islam) – Jika program One Day No Rice betul-betul sukses, ke depan Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail seharusnya menggulirkan program Puasa Senin-Kamis bagi masyarakat Depok yang Muslim. Tentu, selain menjadi nilai ibadah tersendiri, juga dapat menjaga ketahanan pangan nasional. Mengingat Depok adalah Kota Relijius. Apalagi Nur Mahmudi merupakan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Program Puasa Senin-Kamis pasti akan didukung oleh para ulama dan masyarakat kota Depok dan sekitarnya. Bukan tidak mungkin, Pemkot Depok memfasilitasi takjil (buka puasa) bersama di Masjid Baitul Kamal, setiap hari Senin dan Kamis. Pegawai sipil dan masyarakat bisa berbaur untuk buka puasa sunnah bersama.  

Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengungkapkan gerakan Sehari Tanpa Nasi atau One Day No Rice merupakan salah satu upaya untuk menjaga ketahanan pangan nasional, karena pangan terbesar yang merupakan beras adalah kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.

Gerakan One Day Rice ini sebagai tindak lanjut dari UU No.7 Th.1996 tentang pangan dan PP No.68 Th.2002 tentang ketahanan pangan. Imbauan tersebut juga didasari dari PerPres No.22 Th.2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal, Peraturan Menteri Pertanian No.43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal, PerGub Jawa Barat No.60 Th.2010 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal, Surat Edaran Gubernur Jabar No.501/34/Binprod tanggal 15 Juli perihal Gerakan Menurunkan Konsumsi Beras.

“Lahan persawahan yang semakin menyempit tidak seimbang dengan penduduk yang semakin banyak, karena ketersediaan beras berkurang sedangkan permintaan akan beras semakin meningkat, yang berakibat kenaikan harga beras sulit dikendalikan,” kata Nur Mahmudi.

Dikatakannya, setiap kenaikan beras 10 persen berkontribusi pada angka inflasi 0,5%. “Jika setiap bulan beras naik, dan senantiasa berkontribuisi pada inflasi sebesar 0,5 maka dalam setahun bisa mencapai angka inflasi 6, melebihi dari target nasional, yaitu 5,” katanya.

Nur Mahmudi menilai jika inflasi tinggi dapat berakibat pada pertumbuhan ekonomi melambat, investor tidak tenang dalam berusaha, dan sugesti negatif terhadap para pedagang yang berdampak pada meningkatnya harga kebutuhan lainnya.

“Imbauan tersebut diharapkan dapat membangun sinergitas para pengelola kantin dan Pemkot, sehingga aparatur terbiasa dengan gerakan satu hari tanpa nasi. PNS harus menjadi pelopor dan contoh bagi upaya penurunan konsumsi beras dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan kantor maupun di lingkungan masyarakat karena posisi PNS cukup sentral di masyarakat,” tegasnya.

Nur Mahmudi menjelaskan beras yang dihasilkan Kota Depok 5.220 ton per tahun, sedangkan konsumsi mencapai 186.026,990 ton per tahun. Berarti ada defisit sebesar kurang lebih 487 ton terhadap produksi per hari.

“Bila program One Day No Rice berhasil maka akan mengurangi konsumsi beras sebesar kurang lebih 26 ribu ton per tahun. Saat ini, tingkat konsumsi beras per kapita orang Indonesia per tahun mencapai 139 kg, sementara rata-rata konsumsi beras dunia per kapita per tahun hanya 60 kg. serta dapat meningkatkan kesadaran dan perilaku masyarakat terhadap konsumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang, aman dan halal,” tandasnya. Desastian


latestnews

View Full Version