AMBON (voa-islam.com) - Mengantisipasi terjadinya konflik horisontal menjelang Hari Ulang Tahun gerakan sparatis RMS pada Rabu 25 April 2012, aparat gabungan dari TNI dan Polri disiagakan. Meskipun belum ada kepastian akan adanya upacara bendera oleh para kader RMS namun aparat keamanan sudah nampak siaga penuh di beberapa penjuru kota Ambon.
Kesiagaan aparat keamanan untuk mencegah terjadinya kegiatan upacara bendera oleh kader sparatis Kristen RMS cukup beralasan. Hal tersebut dikarenakan jika kegiatan upacara bendera tersebut dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan akan memicu kembali konflik horisontal di Maluku.
Hasil penelurusan voa-islam.com di kota Ambon aparat keamanan sudah bersiaga sejak tanggal 23 April 2012 yang lalu.
Menurut seorang anggota Polri yang tak mau disebutkan namanya, mengatakan; “sejak selasa 24 April 2012 pukul 16.00 WIT seluruh anggota Polri sudah memasuki pos-pos pengamanan yang sudah ditentukan,” katanya kepada voa-islam.com, Selasa (24/4/2012). Penjagaan ini rencananya akan berlangsung sampai hari Jum’at (27/4/2012) nanti.
Penempatan para personil TNI dan Polri dikonsentrasikan di desa-desa Kristen yang selama ini disinyalir menjadi basis kader dan tokoh gerakan RMS. Diantara desa-desa tersebut adalah desa kudamati, Passo, Batu Gajah, Batu Gantung, Benteng, Karpan, Alang, Lateri dan lain-lain.
Penjagaan juga dilakukan pada daerah-daerah perbatasan antara desa muslim dan Kristen seperti di Waringin, Mardika, Air mata cina dan Air Salobar.
Aparat sepertinya tak ingin kecolongan, sebab pada Juni mendatang Maluku akan menjadi tuan rumah MTQ XXIV tingkat Nasional yang akan berlangsung di Kota Ambon. [AF]