JAKARTA (voa-islam.com) - Juru bicara Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), ustadz Son Hadi membenarkan jika dirinya secara resmi terdaftar dalam jaringan Al Qaidah oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jum’at (13/4/2012).
“Secara resmi tanggal 13 April 2012 nama saya masuk, tapi sebulan sebelumnya tanggal 12 Maret 2012 ustadz Achwan, ustadz Rosyid dan JAT sebagai organiasasi termasuk ustadz Abdul Rachim dan ustadz Abu Bakar Ba’asyir sudah masuk dalam daftar jaringan Al Qoidah,” katanya kepada voa-islam.com, Selasa (24/4/2012).
PBB mencatat nama Son Hadi dalam daftar list jaringan Al Qaidah dengan nomor: QI.B.310.12. SON HADI BIN MUHADJIR. Dalam keterangan yang dimuat situs resmi PBB tersebut, tertulis; “Son Hadi bin Muhadjir was listed on 13 April 2012 pursuant to paragraphs 4 of resolution 1989 (2011) as being associated with Al-Qaida for “participating in the financing, planning, facilitating, preparing, or perpetrating of acts or activities by, in conjunction with, under the name of, on behalf of, or in support of” or “otherwise supporting acts or activites of” Jamaah Anshorut Tauhid (QE.J.133.12) and Jemaah Islamiya (QE.J.92.02).”
(Son Hadi bin Muhadjir sejak 13 April 2012 telah masuk dalam daftar orang-orang yang terkait dengan Al Qaidah dalam hal financial, perencanaan, memfasilitasi, persiapan atau kegiatan dalam aksi yang berhubungan, atas nama, kepentingan, dukungan atau dengan kata lain mendukung aksi dan tindakan Jamaah Ansharut Tauhid dan Jamaah Islamiyah).
Son Hadi menilai, isu terorisme sudah tak seksi lagi, namun isu ini diangkat lagi berkaitan dengan pakta pertahanan Amerika Serikat untuk menjadi batu loncatan penempatan pasukan Amerika dalam menghegemoni Indonesia.
“Sebenarnya isu teroris sudah tak seksi lagi, banyak orang-orang yang sudah ditangkap dan dibunuh, istilahnya sudah habis masanya. Namun ini diangkat lagi saya yakin sekali berkaitan dengan kekuatan pakta pertahanan Amerika Serikat untuk membangun kekuatan militer di Indonesia, termasuk Australia untuk menghadapai hegemoni Cina. Jadi isu terorisme itu hanya batu loncatan sehingga mereka berhak menempatkan pasukannya di sini untuk menghegemoni Indonesia,” Jelas Direktur JAT Media Center.
Ia mensinyalir pihak Amerika Serikat telah menyepakati MOU dengan Indonesia terkait kerjasama pakta pertahanan Indonesia-Amerika.
“Bahkan ketika Pentagon ke sini bulan Februari lalu, mereka menawarkan kerjasama dan kontraknya kalau tidak salah ditandatangani di Sentul ada pakta pertahanan Indonesia-Amerika,” ungkapnya.
Menurutnya, isu ini justru membuka pintu bagi JAT untuk memberikan penjelasan kepada masyarakata seluas-luasnya melalui media tentang jati diri JAT. Sebab selama ini fakta-fakta yang dikemukakan PBB begitu sarat kebohongan.
“Justru ini akan membuka pintu bagi kita untuk menjelaskan kepada media tentang JAT. Maka saya ingin menggagas dengan media secara terbuka. Sebab fakta-fakta yang dikemukakan tentang JAT itu selama ini berisi kebohongan. Sehingga terkesan PBB selama ini mudah dikadali informasi-informasi intelijen di sini terkait proyek terorisme,” imbuhnya. [Ahmed Widad]