JAKARTA (VoA-Islam) - Akhir-akhir ini keberadaan aliran sesat semakin merisaukan umat islam di Indonesia. Diantara aliran sesat tersebut, ada yang berani terang terangan seperti Ahmadiyah, JIL atau yang taqiyyah seperti Syiah. Penyebar fikroh Syiah yang kerap mengisi di Radio Silaturahim (Rasil) adalah Husein bin Hamid Alattas.
Kendati begitu dominan dan leluasa menyebarkan fikroh Syiahnya di radio tersebut, namun Husein tidak pernah mengakui dirinya sebagai Syiah. Bahkan ia berani mengajak mubahalah terhadap siapa saja yang menuduhnya Syiah.
Diantara pemikiran sesat Syiah yang dibawa Husein adalah: Mencaci secara terang-terangan beberapa sahabat Rasulullah Saw seperti Muawiyah ra dan Abu Sufyan ra. Ia menuduh secara halus bahwa sahabat Abu Hurairah ra melakukan kecurangan dalam meriwayatkan hadist. Juga dikatakan, Abu Hurairah yang masuk Islamnya belakangan kok bisa meriwayatkan hadits tentang kematian Abu Thalib. Ia juga mengulang-ulang riwayat palsu tentang dicambuknya Abu Hurairah oleh Umar bin Khattab.
Lebih dari itu, Husein juga melaknat Marwan bin Hakam. Padahal sosok Marwan bin Hakam adalah sosok yang sangat dihormati oleh para ulama Ahlus Sunnah. Bahkan, Imam Bukhari menjadikan Marwan bin Hakam sebagai salah satu perawi hadits yang terpercaya. Para ulama juga berselisih apakah Marwan termasuk golongan sahabat Rasulullah Saw yang berumur muda atau termasuk pendahulu generasi tabi’in.
Selain itu, Husein pun melakukan " tasykik" atau upaya membuat keraguan terhadap keshahihan hadits-hadits Bukhari. Atas kesesatan dan penyebaran kesesatan yang dilakukan oleh Husein dan difasilitasi oleh Rasil, maka aktivis dakwah yang juga Ahli penyakit dalam, Haidar Abdullah Bawazir menyampaikan beberapa hal :
Pertama, Husein dan segenap jajaran pengurus dan penyandang dana Radio Silaturahmi segera bertaubatlah dan hentikan penyebaran kesesatan ini. Takutlah kalian kepada Allah Swt !
Kedua, tentang Husein yang mati-matian menolak dianggap sebagai seorang penganut syiah, bagi Haidar, yang penting adalah Husein telah menyebarkan fikroh Syiah, bukan perkara dia mengaku Syiah atau bukan.
Ketiga, mengingat perkara mencaci sahabat adalah perkara yang sangat besar kesesatannya dalam aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah, maka Haidar meminta Husein untuk berhenti dari menyebarkan kesesatan tersebut dan mengumumkan akan taubatnya sehingga tidak membingungkan masyarakat awam . Apabila ia menolak untuk menghentikan upaya penyesatan tersebut, maka Haidar menantang Husein untuk melakukan Mubahalah dalam perkara:
Tuduhan terhadap sahabat Abu Hurairah, tuduhan terhadap sahabat Muawiyah ra, tuduhan terhadap Marwan bin Hakam. Pilihan bagi Husein hanya dua yaitu, bertaubat atau mempertanggung jawabkan pendapatnya dengan melakukan mubahalah bila ia tidak ingin dianggap sebagai pendusta. Semoga Allah Swt menunjuki kaum muslimin kepada jalan yang benar dan menyelamatkan kita dari kesesatan Syiah. Mashadi/sas