View Full Version
Sabtu, 05 May 2012

Umat Islam Harus Kawal Proses Hukum Preman Kristen Iwan Walet

SOLO (voa-islam.com) - Jum’at (04/05/2012) umat Islam bersatu  mengadakan  aksi unjuk kekuatan. Massa dari berbagai ormas Islam berkumpul di masjid Muhajirin, Semanggi. Solo, Jawa Tengah.

Mereka berjalan kaki dari masjid  menuju Jl. RE Martadinata, kampung Kadirejo, Gandekan, Jebres, Solo, tempat kediaman gembong preman Kristen Iwan Walet. Massa kemudian melewati Jl. Kapten Mulyadi, pasar Kliwon. Seluruh  Ormas memekikkan takbir dan terus berdzikir.

Seperti diberitakan sebelumnya, penyebab bentrokan di Solo Kamis lalu dipicu dengan penganiayaan 3 pemuda muslim oleh preman anak buah Koes Setiawan Danang Mawardi alias Iwan Walet.

Selepas mengatar jenazah, 3 pemuda muslim warga Semanggi ini dihadang oleh puluhan preman yang membawa segala macam tajam dalam keadaan tidak tahu apa-apa sebagimana yang dituturkan oleh bapak Pri (Ta’mir masjid Muhajirin). “ini dalam keadaan tidak tahu menahu, terus malah jadi korban,” ungkapnya.

Tentu  ini menyulut kemarahan umat Islam.  Maka Jum'at kemarin ribuan umat Islam berkumpul melukukan aksi solidaritas umat Islam dengan niat izzul islam wal muslimin dan menjaga agar kota Solo aman dari para preman dan maksiat.

Dalam aksi ini, aparat kepolisian dari satuan Brimob diturunkan ke jalan-jalan untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Bahkan mereka mengawal umat Islam sampai tujuan dengan membawa pentungan, gas air mata dan tameng dilengkapi kendaraan taktis.

Aksi ini cukup sukses, walaupun ada sedikit kendala yaitu ketika ormas melewati salah satu gang di Jl. RE Martadinata, ada segerombolan preman yang melempar batu berkali-kali dan molotov dari balik jalan.

Mereka ingin memprovokasi dan membuat keonaran. Setelah itu terjadilah aksi balasan, namun 1 anggota ormas Islam terluka.  Koordinator lapangan dan aparat mampu mengamankan situasi sehingga tidak terjadi korban yang lebih besar.

Sementara itu, Iwan Walet sendiri saat ini sudah tahan di Poltabes, Manahan, Solo. Umat Islam dihimbau untuk mengawal proses hukum Iwan Walet yang menjadi otak penganiayaan terhadap 3 orang pemuda muslim.

Sebelum aksi umat Islam itu dimulai, Walikota Solo,  Joko Widodo sempat datang untuk mengklarifikasi kasus yang terjadi. Ia malah meminta agar umat Islam menjaga kota Solo agar kondusif.

Padahal kenyataan di lapangan justru kelompok preman Iwan Walet yang lebih dulu memancing kerusuhan.

Sesaat kemudian, Ketua MUI, Prof. Dr. dr. Zainal Arifin Adnan datang juga mengklarifikasi dan memberikan pengertian. “Kami adalah orang yang dianggap tua di kota Solo ini, dan kami ketua MUI. Ana menyayangkan kalau nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap anak-anak kita, semoga saja sukses,” tuturnya.

Menurut informasi yang didapat, ternyata sekitar satu bulan yang lalu kelompok ormas Islam dengan kelompok preman Iwan Walet sempat terjadi cekcok dan sudah diselesaikan.

“Mas, kejadian waktu itu sudah diselesaikan, dan waktu itu sudah dianggap selesai,” ujar ta’mir masjid Muhajirin. Tetapi ternyata para preman itu masih mempunyai rasa balas dendam, jika ada kesempatan untuk beraksi maka mereka lakukan. [Abu Urwah/DDII Surakarta]


latestnews

View Full Version