JAKARTA (VoA-Islam) – Haidar Abdullah Bawazir, aktivis dakwah yang juga ahli penyakit dalam, hendak mengklarifikasi pernyataan sebelumnya di Voa-Islam, bahwa dirinya tidak menuduh Husein bin Hamid Alattas sebagai Syiah. Ia hanya mempertanyakan, kenapa Husein menyebarkan fikroh Syiah.
Haidar bahkan menantang mubahalah Husien bin Hamid Alatas, yang merupakan da'i tetap di radio Silaturrahim, dan melalui media itu, Husien menyebarkan pemikirannya. Haidar dengan sangat jelas menyampaikan sikapnya agar Husien menghentikan sikapnya yang menghujat para sahabat serta bertaubat.
Haidar mengaku kenal dengan Husein al Attas sejak lama, bahkan Haidar pernah mengagumi dan menjadi penggemarnya (Husein). Haidar bahkan ketika itu pernah berkunjung ke rumahnya, dari pagi hingga sore. Itu dulu, tapi belakangan, Haidar baru “ngeh”, bahwa Husein memiliki kecenderungan terhadap Syiah. Wallohu’alam.
“Saya mengenal beliau sudah lama, sempat menjadi penggemarnya. Ketika itu Husein sering ceramah di Matraman (Ummahat). Belakangan, ketika saya tinggal di Jawa Timur, saya banyak mengoreksi statemen-statemen beliau yang menyimpang. Banyak hal-hal subhat yang Husein sampaikan, seperti halnya kaum Syiah dan oritentalis yang suka menyampaikan hal yang subhat,” kata Haidar.
Menurut Haidar, apa yang disampaikan Husein adalah sebuah perkara yang penting, menyangkut hal yang prinsip dalam agama (Din). Husein sendiri tidak pernah mengakui bahwa ia Syiah, bahkan ia menantang untuk mubahalah kepada orang yang menuduh dirinya Syiah.
“Persoalannya, bukan karena dia Syiah atau bukan Syiah. Bagi saya itu tidak penting. Namun, yang saya pertanyakan, kenapa Husein menyerukan pemikiran dan mendakwahkan Syiah di tengah Ahlus Sunnah. Sekali lagi, saya tidak masuk ke area apakah Husein itu Ahlusunnah atau Syiah. Yang saya permasalahkan adalah kenapa beliau menyerang Abu Hurairah ra, Muawiyah ra, Abu Sofyan ra yang mereka semuanya adalah sahabat,” ungkap Haidar.
Haidar berkali-kali mendengar statemen Husein, katanya, kalau ada orang yang mengatakan Muawiyah sebagai sahabat, saya (kata Husein) akan tuntut di Yaumil Kiamah. Kalau ada pejahat di Indonesia, maka Muawiyah lebih jahat.
Padahal, Muawiyah adalah salah satu sahabat Rasulullah Saw yang diberi amanah untuk menulis wahyu, pernah berjihad bersama Rasulullah, ia pernah didoakan Rasululah agar diberi hidayah. Bahkan, dimasa Umar ra dan Utsman ra, Muawiyah pernah diangkat sebagai Gubernur di Syam. Tapi, kenapa Husein malah melaknat dan mencerca Muawiyah?
Lebih lanjut Haidar pun mengatakan, Husein menjadi ikon untuk membawa pemikirannya, dan berusaha membentuk masyarakat dengan pemikiran dia yang sangat berbahaya. “Memang Husein tidak mengkaji dengan tema atau topik tertentu tentang sahabat yang dihujat. Tapi ketika pembahasan soal Tafsir atau pertanyaan dari jamaah, Husein akan membelokkannya ke arah sana.”
Yang lebih bahaya lagi, selain menghujat sahabat, adalah Husein kerap membuat tasykik atau membuat upaya keragu-raguan terhadap sunnah, dengan mengatakan bahwa sunnah tidak bisa dipercaya 100% walau pun shahih sanadnya. Juga dikatakan, sunnah itu harus diukur dulu dengan akal dan Al-Qur’an, itu statemen secara umum.
“Tapi ketika dibawa kasus per-kasus, yang ngukur adalah akalnya dia, bukan ulama, dan itu bahaya. Husein memberi subhat dengan mengatakan, walaupun hadits itu shahih, tapi hadits itu ditulis seratus sekian tahun, setelah meninggalnya Rasulullah. Katanya lagi, kendati shahih tidak bisa dipercaya 100%. Ini namanya menimbulkan keragu-raguan terhadap sunnah, padahal kita berpegang pada Qur’an dan Sunnah Rasul.”
Sanad Lebih Penting Daripada Tulisan
Dikatakan Haidar, logika yang disampaikan Husein bagi orang awam sepintas memang masuk akal, tapi sangat lemah hujjahnya. Karena pada masa Rasullah ada yang menulis, bukan tidak ada yang menulis, seperti sahabat Abdullah bin Amru bin Ash. “Pertanyaanya, mana yang lebih penting, tulisan atau sanad. Yang jelas, sanad itu lebih penting daripada tulisan. Itulah sebabnya, para ulama meneliti sanad satu persatu, bagaimana si fula ihwal daya ingatnya maupun akhlaknya.”
Lalu kenapa Husein menyerang Abu Hurairah, Muawiyah, Marwan Bin Hakam, dan Abu Sofyan? “Tujuannya adalah bukan pada Abu Hurairahnya, tapi pada sunnahnya. Bisa jadi, ujung-ujungnya yang diserang adalah sunnah, atau lebih dari itu menyerang Islam. Pada hakekatnya, apa yg dilakukan Husein terkait penyerangannya kepada sahabat adalah sebuah penistaan terhadap agama juga. Abu Hurairah yang telah meriwayatkan ribuan hadits, kenapa dihujat?”
Haidar mengingatkan, bahwa yang dibawa Husein itu bukan barang baru, tapi sudah disampaikan oleh orang Syiah dan Orientalis. Sahabat yang dicela, seperti Abu Hurairah, Muawiyah, sesungguhnya ditemukan dalam bukunya oleh Abu Roiyya, orang Mesir yang liberal pemikirannya. Semua pemirannya diambil dari Syiah dan orietalis , tujuannya untuk menyerang Islam, seperti halnya orang Liberal.
Para ulama sudah selesai membahas tentang subhat tersebut. Sebab itu, Husein diminta agar membaca buku yang ditulis Mustofa as-Sibai yang berjudul “Sunnah dan kedudukannya dalam Syariat Islam. Mungkin Husein sudah tahu. Tapi masih saja membuat tasykik. Husein mengatakan, Abu Hurairah pernah dicambuk oleh Umar, padahal riwayat yang dipakai itu penuh dengan kedustaan.
Dihimbau untuk Bertobat
Sebetulnya, sudah banyak pihak yang mengingatkan Husein, tapi ia tetap dengan keyakinannya. Tidak soal, jika keyakinannya untuk dirinya sendiri. Tapi kalau diulang-ulang disampaikan ke depan publik, maka ia telah menyampaikan hal yang subhat. “Yang dihujat Husein ini bukan masyarakat awam, tapi sahabat dan tabiin. Saya menyerukan kepada Husein untuk tobat dan berhenti menebarkan subhat. Kembalilah pada ahlusunnah yang benar. Jika tidak, ia seperti berada di satu parit dengan orang-orang libera yang suka menyesatkan orang,” kata Haidar.
Hingga berita diturunkan, pihak perantara Husein Al Attas kepada Voa-Islam mengatakan, akan memberi hak jawab untuk menanggapi pernyataan Haidar Abdullah Bawazir. Husein juga mengajak dialog Haidar, bahkan Mubahalah yang disaksikan oleh sejumlah tokoh dan media Islam. (Mh/sas)