JAKARTA (VoA-Islam) – Apes betul nasib tokoh Feminis Irshad Manji,atau lebih tepatnya tokoh Lesbi yang satu ini. Sejak beredar kabar kedatangannya ke Indonesia, sebagian besar umat Islam, khususnya ormas Islam, menolak kehadirannya untuk menjadi narasumber di berbagai event. Bukan hanya itu, hotel di Jakarta pun menolak menerima Manji untuk menginap meski hanya semalam.
Seperti disampaikan oleh Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Imam Sugiono kepada pers, feminis asal Kanada, Irshad Manji sempat ditolak untuk menginap di dua hotel ternama di Jakarta. Ini terjadi ketika polisi mencoba mengantar Irshad usai penolakan diskusi bukunya di Salihara, Jakarta Selatan, Jumat, 4 Mei 2012. "Kedua hotel yang menolak itu adalah Hotel Ritz Carlton dan Hotel Kartika Chandra," kata Kombespol Imam Sugiono di Markas Besar Polri, belum lama ini (7/5).
Imam menyatakan, Irshad akhirnya dapat menginap di Hotel Ritz Carlton SCBD. Dua hotel ternama yang menolak, menurut dia, beralasan bahwa penulis buku Allah, Liberty, and Love ini adalah orang kontroversial.
Hal ini juga, yang menurut Imam, menjadi alasan massa berkumpul dan meminta Irshad menghentikan diskusi di Salihara. Imam menyatakan, alasan Polisi membubarkan diskusi tersebut karena Salihara tidak menyampaikan pemberitahuan atas pelaksanaan diskusi kontroversial ini.
Gelombang penolakan Irshad Manji juga “disambut” oleh Para santri di Pondok Pesantren Mahasiswa dan Sarjana (PPMS) Ulil Albab Bogor dengan menggelar doa Qunut Nazilah, Selasa (08/05/2012) malam. Qunut Nazilah dipimpin oleh Imam Masjid al-Hijri Universitas Ibn Khaldun Bogor, KH Dr. Ahmad Alim, MA.
Usai shalat Maghrib dan pembacaan Qunut Nazilah, Ahmad Alim menjelaskan sejumlah musibah dan fitnah yang menimpa umat Islam Indonesia, seperti usaha legalisasi paham Kesetaraan Gender di DPR, dan juga didatangkannya tokoh lesbi Irshad Manji yang mendukung aktivitas Salman Rushdie, penulis novel “The Satanic Verses” yang menghujat Nabi Muhammad Saw.
Dr. Ahmad Alim menjelaskan, “Qunut” secara bahasa adalah suatu doa di dalam shalat pada tempat yang khusus dalam keadaan berdiri. Sedangkan Nazilah artinya malapetaka atau musibah yang turun menimpa kaum muslimin dalam bentuk gempa, banjir, peperangan, penganiayaan, fitnah perusakan aqidah dan sebagainya. Jadi Qunut Nazilah adalah qunut yang dipanjatkan pada saat terjadi musibah. Musibah di sini mencakup segala bentuk musibah yang menimpa kaum Muslimin baik musibah fisik maupun non fisik seperti musibah berupa tersebaranya pemikiran menyimpang yang merusak umat.
Gelombang Penolakan Membesar
Di Solo, Umat Islam yang tergabung dalam Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) Kamis, 3 Mei 2012, juga menolak kedatangan Irshad Manji yang rencananya akan menjadi narasumber dalam sebuah acara diskusi buku yang ditulisnya. Pihak pengelola Balai Soejatmoko Gramedia Solo menyatakan telah membatalkan acara tersebut.
Sebelumnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga membatalkan pertemuan dialog dengan Manji pada pada tanggal 4 Mei 2012 di gedung PP Muhammadiyah, jalan Menteng Raya No. 62, Jakarta. Pembatalan itu ditandai dengan dikeluarkan surat resminya tertanggal 1 Mei 2012. Secara tegas, Pimpinan Pusat Muhammadiyah memutuskan pembatalan dialog tersebut.
“Sesuai perjanjian dari penerbit Renebook, acara dialog dan pertemuan dengan Miss Irshad Manji, yang rencana dilaksanakan pada 4 Mei 2012 di gedung PP Muhammadiyah, jalan Menteng Raya No. 62, Jakarta; Dibatalkan”. Demikian surat yang ditandatangani oleh Sekretaris PP Muhammadiyah Dr.Abdul Mu’ti M’ed.
Surat tersebut ditujukan kepada beberapa pihak diantaranya, anggota PP Muhammadiyah, Majelis dan lembaga PP Muhammadiyah, Ketua organisasi otonom Muhammadiyah tingkat pusat, Rektor Uhamka Jakarta, UM Tangerang, Ketua STIE Muhammadiyah, STIE Ahmad Dahlan, dan STIMIK Muhammadiyah Jakarta serta di tembuskan kepada kantor PP Muhamadiyah di Yogyakarta.
Yang pasti, buka kali pertama Manji dihadapkan oleh gelombang penolakan. Di negerinya sendiri, bahkan di Belanda, pun mengalami hal yang sama. Dan sepertinya gelombang penolakan akan terus bertambah, dan kian membesar.
Oh…Manji, Siapa Suruh Datang Jakarta. Desastian