GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Saat yang sangat mengharukan ketika harus berpisah dengan orang-orang yang sudah seperti saudara kandung sendiri. Setelah berhari-hari selalu bersama, susah dan senang bersama, merasakan blokade Gaza bersama-sama, inilah yang terjadi terhadap tiga relawan Indonesia; Ir. Ahmad Fauzi, Ir. Edy Wahyudi dan Darusman, saat harus kembali ke Indonesia setelah berakhirnya pembangunan tahap I Rumah Sakit Indonesia (RSI) Gaza. Kepulangan mereka dilepas haru oleh masyarakat Gaza.
“Masalahnya kalian adalah bagian dari keluarga kami, kita bertemu bukan sehari atau dua hari, satu minggu atau dua minggu, tapi lebih dari satu tahun kita bersama, kita sedih bersama, kita tertawa bersama, kita menghadapi masalah bersama, dan kita diblokade bersama. Kita mengalami masa-masa sulit di daerah blokade ini, sungguh sangat berat melepas kepulangan kalian. Jangan lupakan kami, kami sangat berharap kalian semua bisa kembali lagi kemari melanjutkan perjuangan bersama kami,” ungkap Jomah Al-Najjar, Ketua PWH (Palestine Welfare House) yang selama ini turut membantu proses pembangunan RSI di Gaza menyampaikan rasa harunya kala melepas kepulangan para relawan.
Lain lagi dengan Abu Walid, yang selalu membantu relawan MER-C dalam membuat laporan ke Pemerintahan Gaza. “Kedatangan muslimin dari luar ke Palestina untuk berkhidmat membantu Palestina sungguh sangat luar biasa. Terlebih lagi dari Indonesia, yang berada di ujung dunia bagian timur. Kedatangan kalian memberikan pesan berharga kepada kami bahwa kami tidak sendiri ditengah diamnya dunia Arab di sekitar kami,” ujarnya.
“Sampaikan salam dan ucapan terima kasih kami kepada rakyat Indonesia,” tambahnya.
Abu Abdallah Shanti, seorang pemuka masyarakat di Gaza Utara, juga turut melepas kepergian para relawan di lokasi RSI. Beliau menyampaikan salam kepada masyarakat Indonesia dan mengucapkan terima kasih kepada MER-C yang telah berusaha membuat sebuah RS di Gaza.
“Kami tidak bisa membayangkan jika kami seperti kalian, membantu kami di sini dengan meninggalkan segalanya di tanah air kalian, maafkan kami jika kami tidak bisa memuliakan kalian sebagai tamu disini,” ujarnya penuh haru.
Memang kehadiran relawan Indonesia di Gaza sedikit banyak memberikan isnpirasi dan semangat tersendiri untuk rakyat Gaza khususnya. Mereka sangat merasakan dukungan moril yang begitu besar dari rakyat Indonesia. Dibangunnya sebuah Rumah Sakit di Gaza bantuan dari rakyat Indonesia merupakan sesuatu yang sangat berarti bagi mereka. Terlebih lagi pembangunan tersebut diawasi langsung oleh insyinyur-insyinyur dari Indonesia sehingga membuat bantuan ini terasa berbeda dari yang lainnya. Turut pula melepas kepulangan para relawan rekan dari Turki, Matin Abu Talha. Semoga ALLAH menerima setiap amal Ibadah yang mereka lakukan selama di Gaza. [Widad/MER-C]