View Full Version
Rabu, 30 May 2012

Wartawan & Anggota DPRD Dihajar Oknum TNI yang Bekingi Tempat Maksiat

PADANG (voa-islam.com) - Penertiban kafe dan pondok-pondok yang ditenggarai sering digunakan sebagai tempat maksiat oleh Satpol PP di kawasan Bukit Lampu, Padang, pada Selasa (29/5/2012) berujung penganiayaan. Tujuh wartawan dan satu anggota DPRD Padang jadi korban, babak-belur dihajar oknum TNI AL.

Salah satu anggota DPRD Kota Padang dari Partai Amanat Nasional (PAN), Syafrizal DJ, juga ikut jadi korban. Oknum TNI AL yang melakukan pemukulan ini diduga menjadi beking dari kafe yang terkena razia Satpol PP bersama Tim SK4 dan warga setempat.

Awalnya razia Satpol PP yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB berjalan dengan baik. Bahkan razia kali ini didukung seluruh elemen masyarakat setempat. Terlihat dalam razia beberapa unsur pemerintah, mulai dari camat, lurah hingga ketua pemuda, ikut menghadiri pembongkaran pondok-pondok tempat maksiat ini.

Masyarakat yang mengikuti aksi pembongkaran memang mengaku telah resah dengan aktivitas maksiat di Bukit Lampu ini. Bahkan di lima lokasi pembongkaran, banyak ditemukan bertebaran alat kontrasepsi bekas pakai.

Siang itu, warung remang-remang dan pondok yang sering menjadi tempat maksiat di Pantai Nirwana, Batu Cadas, Sungai Baremas dibongkar habis dan setelah itu dibakar agar material sisa pembongkaran tidak bisa digunakan lagi untuk mendirikan bangunan baru .

Suasana pembongkaran yang awalnya aman, berubah mencekam setelah sekitar 20-an anggota TNI AL menghadang petugas Satpol PP dan warga, sesaat setelah membongkar dan membakar kafe milik Ari yang terletak di Batu Cadas, Kelurahan Gates Nan XX.

“Di perjalanan pulang, rombongan dihadang oknum TNI AL berpakaian lengkap dan berpakaian preman. Tanpa banyak tanya mereka langsung memukul beberapa warga yang ikut membantu petugas melakukan razia. Termasuk di antara salah satu warga tersebut anggota DPRD Kota Padang Syafrizal DJ,” kata Jamaldi, salah satu wartawan yang menjadi korban pemukulan, seperti dilansir inilah.com.

Melihat aksi penghadangan dan pemukulan oleh oknum aparat TNI AL terhadap warga, sontak para jurnalis langsung mengambil kamera untuk mengabadikan peristiwa tersebut. Namun, pengambilan gambar tersebut memancing emosi oknum aparat TNI AL tersebut kepada wartawan.

Aksi pemukulan dan perampasan kamera wartawan pun dilakukan. Bahkan wartawan Global TV, Budi Sunandar mengalami pendarahan di telinganya. Tak hanya itu, daun telinga Budi harus mendapatkan 7 jahitan.

Nasib yang tak jauh beda juga dialami oleh enam wartawan lainnya. Kamera wartawan direbut paksa serta dirusak.

“Saya langsung dipukul oleh oknum aparat tersebut. Padahal saya sudah mengatakan kepada mereka bahwa saya wartawan. Ternyata tidak ditanggapi. Malah saya tetap saja dianiaya. Kamera saya juga ditahan oleh oknum tersebut,” terang Budi.

Wartawan lain yang menjadi korban kekerasan oknum TNI AL adalah wartawan stasiun televisi lokal FavoritTV, Jamaldi, dihancurkan hingga berkeping-keping.

Kemudian kontributor MetroTV, Afriyandi, juga mengalami luka memar di bagian muka. Wajahnya dipukuli sejumlah orang yang diduga anggota Batalyon Marinir Pertahanan Lantamal II Padang. Sebagian wartawan lain yang juga menjadi korban ialah kamerawan SCTV, kamerawan Trans7, dan fotografer harian Padang Ekspres.

Tidak puas dengan memukul masyarakat dan wartawan, oknum aparat TNI AL tersebut juga melampiaskan kemarahannya dengan menceburkan tiga sepeda motor warga ke laut. [Widad/inl, kps]


latestnews

View Full Version