JAKARTA (VoA-Islam) – Meski yang berhadap-hadapan adalah antara Husein bin Hamid Al-Atas (salah satu penceramah di Radio Rasil AM 720) dengan Haidar Bawazir (aktivis dakwah yang juga ahli penyakit dalam), namun yang direpotkan justru General Manager Radio Rasil, H.Firman Putrajaya Moeslim Taher SH, yang memberikan hak jawab atas tulisan Voa-Islam sebelumnya. Kemana Husein Al Atas?
Email yang dikirim General Manager Rasil tersebut bernomor : 021/Ds/Rsl/V/12, Perihal Undangan Berdialog/Diskusi/Mubahalah. Hak Jawab itu rupanya juga diikirm ke situs Ar Rahmah.
Melaui email yang diterima redaksi Voa-Islam, Firman Putrajaya mengatakan, dan Husein mengajak Mubahallah Haidar dalam hal tuduhan fitnah pada Husein yang dinyatakan berfaham Syiah.
“Namun Saudara Haidar Bawazir menolak bermubahallah dalam hal tersebut tetapi hanya ingin bermubahallah dalam hal yg menurutnya mengajarkan fiqroh Syiah.”
Selang beberapa hari, Haidar Bawazir kembali menanggapi hak jawab Firman Putrajaya yang ia sebut sebagai kebohongan dan memutarbalikkan fakta. Melalui email yang diterima Voa-Islam, Haidar mengungkap kronologis kebohongan Husein yang faktanya justru lari dari Mubahalah.
Berikut tulisan Haidar Bawazir berjudul “Kronologi Husein Lari dari Mubahalah”:
“Telah satu bulan, sejak saya menyerukan kepada Husen bin Hamid Alattas untuk bertaubat dari menghujat sahabat Muawiya ra dan melecehkan sahabat Abu Hurairah ra. Bila ia menolak, maka saya mengajaknya untuk mubahalah.
Sejak seruan tersebut, saya kirimkan ke Radio Silaturahmi dan dimuat di Voa-Islam, saudara Ismet dan teman teman dari Yayasan Ikhwanul Jannah mengambil insiatif untuk menjadi mediator dalam pertemuan yang menjadi media untuk diskusi dan sekaligus mubahalah bila Husein tetap bersikeras dalam kesesatannya.
Ketika dihubungi oleh saudara Ismet, Husein keberatan bila tempat mubahalah dilakukan di Yayasan Al Jannah, karena tempat tersebut dianggap tidak netral. Maka saya katakan, saya siap dimana saja walaupun di rumah Husein atau di Radio Silaturahmi sekalipun.
Setelah alasan pertama ini diabaikan, Husein mengajukan alasan kedua, yaitu pertemuan tersebut harus dihadiri oleh beberapa ustad yang ia sebutkan namanya. Syarat kedua inipun kami janjikan untuk kami upayakan.
Kemudian Husein mengajukan syarat ketiga, yaitu Haidar A. Bawazir harus membaca dulu buku karangan Abu A'la Almaududi yang berjudul “Al Khilafah wal Muluk”. Untuk syarat ketiga inipun telah terpenuhi, karena saya telah membaca buku tersebut. Ketika saudara Ismet menghubungi Husein dan mengatakan, bahwa semua syarat telah terpenuhi, Husein mengatakan, “Saya akan pergi ke luar kota selama satu minggu, hubungi Saya lagi setelah satu minggu.”
Pada saat kami tidak sabar menunggu waktu satu minggu tersebut, tiba tiba kami menerima email atas nama general manager Radio Silaturahmi yang menawarkan untuk menjadi mediator acara mubahalah. Permintaan ini kami jawab bahwa kami bergembira atas insiatif tersebut dan kami meminta kepada pihak Radio Silaturahmi untuk berkoordinasi dengan pihak mediator yang telah lama bekerja sebelumnya yaitu saudara Ismet.
Kami katakan juga kepada pimpinan Rasil tersebut, kami siap untuk forum diskusi dan mubahalah, walaupun diadakan di studio Rasil, dan kami meminta kalau bisa forum tersebut dihadiri oleh seluruh staf dan sponsor Rasil agar jelas bagi mereka antara haq dan bathil.
Seminggu sudah Husein pergi dan sekarang waktunya untuk menghubungi dia lagi. Saat Ismet menyatakan bagaimana kesiapannya untuk mubahalah, Husein menjawab saya tidak mau mubahalah karena ini bulan Rajab. Sungguh alasan yang tidak masuk akal.
Kemudian di tanya lagi oleh Ismet " Bagaimana ustad kalau bulan Sya'ban?". pertanyaan inipun tidak mendapat jawaban pasti. Kemudian Husein berkata, bahwa dia akan memberikan jawaban kepada Haidar hari jumat ( tgl 1 Mei ) di radio Rasil. Tetapi jawaban Husein di radio ternyata sedikitpun tidak menyinggung tentang mubahalah.
Yang ia bahas justru email saya kepada saudara Firman yang menerangkan tentang keutamaan sahabat Muawiyah ra dan Abu hurairoh ra. Pada kesempatan itu ia berusaha membantah tentang kedudukan Muawiyah sebagai seorang sahabat Rasulullah dengan argumen yang sangat lemah dan kekacauan dalam menukil rujukan ( tentang sanggahan Husen ini kami akan berikan jawabannya dan akan kami tunjukkan kecurangannya dalam menukil para ulama ).
Sampai saat ini Husein tidak bisa dihubungi lagi oleh Ismet. Telepon dan sms Ismet tidak dijawabnya. Kemudian muncul general manager Rasil pada tanggal 7 juni di sebuah situs Islam dan menyatakan bahwa Husein hanya mau mubahalah kalau topik mubahalahnya dirubah. Kalau topik mubalahnya tentang prilaku dia yang menghujat sahabat dia menolak untuk mubahalah.
Dia hanya mau mubahalah kalau topiknya tentang "Apakah dia Syi'i atau bukan". Sungguh ini syarat yang lucu sekali, bagaimana saya akan mubahalah pada sesuatu yang tidak saya permasalahkan. Bagi saya Husen itu Syiah atau bukan tidak penting, yang menjadi masalah bagi saya adalah dia melakukan dakwah Syiah ditengah Ahlussunnah dengan menghujat sahabat Rasulullah saw.
Kalau seandainya dia Syi'i, tapi " duduk manis " dirumahnya tidak mendakwahkan Syiah maka tidak akan kita permasalahkan. Walaupun dia bukan syiah, tapi mendakwahkan syiah, maka itu adalah masalah besar.
Sampai saat ini saya masih menunggu jawaban dari Husein. Sekali lagi saya serukan kepada Husein " Bila engkau tidak yakin dalam kebenaran ketika menghina sahabat Rosulullah saw, maka taubatlah dan kembalilah kepada keyakinan Ahlussunnnah, bila engkau yakin diatas kebenaran maka apa yang membuatmu ragu melakukan mubahalah " ***