View Full Version
Rabu, 20 Jun 2012

BNPT Puji Peran Khairul Ghazali dan Minta para 'Teroris' Buat Parpol

JAKARTA (voa-islam.com) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT), Ansyaad Mbai saat memberikan sambutan pada acara bedah buku novel “Kabut Jihad” karangan Khairul Ghazali yang diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jl. Lapangan Banteng Selatan No.1, Jakarta Pusat, begitu memuji sang penulis.

Khairul Ghazali, menurut Anysaad disamakan seperti para tokoh Jamaah Islamiyah (JI) Mesir seperti Syaikh Najih Ibrahim yang menulis buku di dalam penjara namun membongkar ulang pemahaman ‘radikal’.

“Yang mengejutkan buku-buku tersebut istilahnya membongkar ulang semua pemahaman-pemahaman radikal yang sampai hari ini dijadikan landasan, yang dijadikan dalil untuk melegalkan tindakan-tindakan kekerasan. Saya lihat di sini posisinya walau pun dengan porsi yang berbeda, posisinya beliau (Khairul Ghazali) itu seperti itu,” ujarnya di hadapan para peserta, Rabu (20/6/2012).

BNPT rupanya begitu kesengsem dengan upaya Mesir melakukan deradikalisasi. “Negara-negara Internasional mengapresiasi Mesir yang menangani terorisme secara persuasif,” tuturnya.

Salah satu cara sekarang sudah dimulai oleh ustadz Khairul Ghazali ini, dialog. Bila perlu bikin Parpol, ikut Pemilu...

 

Ia melihat kiprah Ikhwanul Muslimin yang dulu menjadi induk Islam radikal kini menguasai parlemen. Padahal faktanya pengaruh militer mesir dalam kudeta masih begitu besar di Mesir.

Selain itu BNPT sendiri mengakui jika ‘radikalisme’ tak akan pernah selesai dan akan terus berlangsung. “Berapa anggaran negara yang dikeluarkan untuk mengatasi masalah ini? yang notabene tidak selesai-selesai dari dulu dan ini sampai ke depan saya bayangkan itu masih terus berlangsung,” tuturnya.

Oleh sebab itu Ansyaad Mbai menjadikan Khairul Ghazali sebagai contoh teladan deradikalisasi dan menyerukan agar para ‘teroris’ (baca: mujahidin) membentuk partai politik sebagai wadah yang di’ridhoi’ pemerintah.

“Salah satu cara sekarang sudah dimulai oleh ustadz Khairul Ghazali ini, dialog. Bila perlu bikin Parpol, ikut Pemilu, kalau menang berarti itu yang disepakati, silahkan, itu demokrasi. Saya kira pemerintah member kesempatan, fasilitas yang sama semua,” ungkapnya.  [Ahmed Widad]    


latestnews

View Full Version