View Full Version
Sabtu, 07 Jul 2012

Hotel "Esek-esek" Transit Parung Digeruduk Ulama dan Santri

PARUNG (VoA-Islam) – Untuk yang kedua kalinya, Sabtu (7/7/2012) sekitar ratusan massa yang menamakan dirinya Gerakan Masyarakat Parung (Gempar) mengepung Hotel Transit Parung yang berada di Jalan Raya Parung-Bogor, Desa Jabonmekar, Kecamatan Parung. Mereka menuntut agar Hotel Transit Parung ditutup, karena dinilai telah meresahkan masyarakat di sekitarnya.

Gempar yang terdiri dari berbagai ormas Islam, kepemudaan, pondok pesantren, DKM, dan majelis taklim, kembali melakukan aksi damai “Penutupan Hotel Transit Parunk, Tempat Maksiat!”. Sejak pagi, sekitar pukul 10.00 WIB, massa berkumpul di Pondok Pesantren Darul Muttaqin -- sekitar 100 meter dari hotel -- untuk kemudian melakukan longmarch menuju hotel mesum tersebut.

Sejumlah tokoh ulama Parung, Bogor dan sekitarnya yang hadir dalam aksi tersebut antara lain: KH. Mad Jasa Ilyas, KH. Mad Rodja, KH. Saarih, KH. Royani, KH. A. Hasyim, KH. Syafrudin, KH. Abdul Karim, KH. Abdullah, KH. Zarkasyih, Ustadz Mad Husin Lc, Ustadz Zainudin dan para kiai dan asatidz lainnya. Bahkan Ketua Majelis Mujahidin (MM) Ustadz Abu Jibril beserta laskarnya dari Pamulang, hadir untuk menyampaikan orasi di depan Hotel Transit Parunk.

Dalam orasinya, Ustadz Abu JIbril menegaskan, bahwa perzinahan dalam Islam tegas dilarang. Ketika zina dilakukan, maka akan mengundang azab Allah. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Bogor agar segera menutup tempat maksiat, dalam hal ini Hotel Transit Parung. “Jika masyarakat dan penguasanya berdiam diri ketika menyaksikan kemaksiatan kian merajelala, tunggulah kehancurannya,” ungkap Abu Jibril tegas.   

Demo Sebelumnya

Aksi damai ini adalah yang kedua kalinya. Aksi pertama, juga dilakukan oleh ribuan massa yang tergabung dalam Paguyuban Parung Bersatu (P2B) di depan Hotel Transit Parunk.  Aksi itu merupakan bentuk protes warga menyusul terungkapnya kasus pembuatan video porno di hotel tersebut, Maret 2012 silam.

Dalam aksinya, massa dari berbagai ormas, ulama, tokoh masyarakat dan pemuda, menuntut agar Hotel Transit Parunk ditutup dan tidak beroperasi lagi. Pasalnya, sebagian besar warga Parung merasa resah dengan berbagai kegiatan penyakit masyarakat yang dilakukan di hotel esek-esek tersebut.

Dua kali melakukan aksi, perwakilan dari pengunjuk rasa belum satu pun menemui pihak pengelola Hotel Transit Parunk. Bahkan pihak kepolisian tak mampu menjembatani untuk mempertemukan kedua belah pihak.

Koordinator Gempar Ustadz Mad Husin LC, kepada Voa-Islam, berjanji akan melakukan aksi lanjutan pada hari Rabu (11 Juli 2012), pukul 09.00 WIB, jika tuntutan warga Parung tidak juga dipenuhi.

Saat rapat evaluasi di Pondok Pesantren Darul Muttaqin, para pimpinan dari berbagai ormas Islam, majelis taklim, DKM dan kepemudaan, bertekad, jika Satpol PP tidak bertindak, maka masyarakat Parung akan bertindak sendiri untuk menutup dan membongkar hotel prostitusi tersebut secara paksa. Desastian


latestnews

View Full Version