View Full Version
Jum'at, 13 Jul 2012

Isu Murahan, Polisi Kaitkan Lagi JAT dengan Penangkapan Teroris Poso

JAKARTA (voa-islam.com) - Densus 88 mengklaim telah melakukan penangkapan terhadap 2 orang teroris di Poso pada Kamis (12/7/2012). Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Kombes Boy Rafli Amar menuding bahwa teroris tersebut anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) wilayah Poso, Sulawesi Tengah.

"Naim asal Napu adalah kelompok JAT Poso yang menerima dana dari Umar (kelompok Medan) untuk pendanaan pelatihan militer di Poso bersama DPO Santoso, serta penghubung antara kelompok Medan, Aceh, Solo, Lamongan, Kalimantan Timur, Jakarta, dan Bima untuk mengikuti pelatihan di Poso," jelas Boy seperti dikutip tribunnews, Jum’at (13/7/2012).

Satu orang lagi yang juga ditangkap Densus 88 Antiteror Polri bernama Abdul. "Yang bersangkutan ditangkap saat bersama Naim," imbuh Boy.

Kedua orang tersebut ditangkap di Jalan Sumatera, Kelurahan Gebang Rejo, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, sekitar pukul 08.30 Wita. Naim, menurut kepolisian adalah warga Kelurahan Gebangrejo, Poso, sedangkan Abdul, warga Desa Kilo, Kecamatan Pesisir Utara, Poso.

Sementara itu, direktur JAT Media Center (JMC) ustadz Son Hadi membantah penangkapan di Poso terkait anggota JAT. Adapun penyebutan JAT yang selalu dikaitkan dengan penangkapan teroris merupakan upaya stigmatisasi negatif terhadap JAT.

“Maka kami konfirmasi sebagai berikut; bahwa tidak benar ada anggota JAT Poso yang ditangkap oleh Densus 88 dan penyebutan JAT dalam kasus penangkapan di Poso  adalah upaya stigmatisasi sistemik terhadap JAT yang murahan dan tidak bertanggung jawab,” jelas ustadz Son Hadi, Jum’at (13/7/2012).

Ia menambahkan bahwa sikap Densus 88 yang kerap memfitnah JAT perlu dipertanyakan karena telah berkhianat kepada negara dan bekerja untuk kepentingan asing.

“Hal ini semakin memperjelas bahwa Densus 88 adalah antek Amerika yang hobi tebar fitnah dan stigma terhadap gerakan Islam. Oleh karena itu keberdaan Densus patut dipertanyakan karena telah bekerja untuk agenda dan  kepentingan asing dan ini merupakan bentuk nyata sebuah pengkhianatan terhadap bangsa dan negara,” tandasnya. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version