JAKARTA (VoA-Islam) – Sebagai dari masyarakat kita, mulai dari politisi, pengusaha, seniman, musisi, media dan partai-partai politik yang tidak care dengan Islam pun, bahkan memusuhi prinsip-prinsip dan ajaran Islam, tak mau ketinggalan menyambut kedatangan bulan Ramadhan.
Kedatangan Ramadhan pun ditandai dengan ribuan bentangan spanduk di jalan-jalan. Bukan hanya itu, berbagai acara, program, iklan dan pamplet, jadwal imsakiyah, menjadi bagian dalam aktivitas menyambut bulan yang berkah ini. Bagi para politisi misalnya, berharap Ramadhan ini memperoleh berkah (dukungan kaum muslimin), khususnya pada Pemilu dan Pemilukada yang akan datang. Semuanya berujung pada kepentingan syahwat yang bersifat duniawi. Beginikah Rasulullah mengajarkan manajemen Ramadhan pada umatnya?
Pernahkah kita bertanya dalam diri, Kenapa Allah mewajibkan umat Islam untuk menjalankan shaum (menahan diri) di bulan suci Ramadhan selama sebulan penuh, dari terbit fajar sampai matahari tenggelam, dan melaksanakan qiyam (beribadah) di malam harinya?
Menurut Ustadz Fathuddin Ja’far MA, dalam materi dakwahnya yang berjudul “Meneladani Manajamen Ramadhan Rasulullah Saw”. Tujuannya tak lain, agar kita mendapat kesempatan setiap tahun untuk mengikuti Training Manajemen Syahwat secara cuma-cuma alias gratis.
“Hakekat Ramadhan itu sesungguhnya adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah pada kita, sehingga mendapat kesempatan untuk mengikuti Training Manajemen Syahwat secara intensif dan berulang-ulang. Hal tersebut karena syahwat adalah ancaman permanen terbesar dalam diri orang-orang beriman," ujar ustadz yang meraih gelar MA dalam bidang studi Islam di Pakistan tahun 1988 ini.
Syahwat, lanjutnya, bisa membinasakan kehidupan seseorang, baik di dunia maupun di akhirat. Syahwat bisa membutakan mata hati dan pikiran kita, sehingga yang haram jadi halal, halal jadi haram, baik jadi buruk atau sebaliknya.
Orang-orang yang menjalankan dan mengikuti Training Manajemen Syahwat di bulan Ramadhan secara baik dan maksimal, akan memiliki kebiasaan (habit) dan perilaku hidup di luar Ramadhan, dan sampai bertemu Ramadhan berikutnya. Pantas, jika target utama shaum Ramadhan adalah agar kita meraih derajat tertinggi di sisinya, yakni taqwallah. Dengan Training Ramadhan, kita terlepas dari tipu daya dunia dan syahwat yang menjerumuskan.
Keistimewaan Ramadhan
Al Qur'an merancang mukjizat ibadah Ramadhan sedemikian rupa, sehingga mukjizatnya dapat dirasakan dalam semua sisi kehidupan: mulai dari sisi ruhiyah (keimanan), sisi intelektual (keilmuan), sisi ubudiyah dan ketaatan, sisi kesehatan fisik dan psikis, sisi akhlak, keberkahan hidup, dan sebagainya. Wajar jika target ibadah Ramadhan itu adalah pembentukan karakter takwa orang-orang beriman.
Agar Ramadhan tidak menjadi ajang syahwat duniawi, maka hendaknya umat Islam memahami keistimewaan Ramadhan itu terlebih dahulu. Ada beberapa keistimewaan Ramadhan, seperti dijelaskan Allah dan Rasul-Nya Muhammad Saw:
Pertama, Ramadhan terdapat satu malam lebih baik dari. 1.000 bulan atau yang dinamakan Lailatul Qadr. Waktunya adalah 10 hari terakhir Ramadhan.
Kedua, Ramadhan adalah kesempatan emas kita untuk mengikuti Training Manajemen Syahwat melalui berbagai ibadah yang dilakukan si siang hari maupun malamnya.
Ketiga, Ramadhan adalah bulan bertabur rahmah dan berkah. Di bulan inilah momentum terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ilallah), kembali ke jalan Allah dan bertaubat atas segala dosa dan kesalahan. Di bulan ini pula , Allah membuka pintu surge selebar-lebarnya, menutup pintu neraka dan membelenggu setan-setan yang menggoda manusia sepanjang masa.
Keempat, Ramadhan adalah momentum termaham untuk meraih kesehatan ruhiyah (spiritual), perilaku, dan juga kesehatan jasadiyah (fisik).
Kelima, orang-orang yang shaum di bulan Ramadhan akan memperoleh dua kegembiraan, yakni pada saat berbuka dan di akhirat berjumpa dengan Allah di Surga.
Keenam, Shaum di bulan Ramadhan akan memberi syafaat (rekomendasi kuat) di akhirat bagi yang melakukannya. Nabi Saw bersabda: Shaum dan Al-Qur’an memberi syafaat bagi hamba (yang melakukan dan membacanya) pada hari kiamat nanti. Shaum berkata: Ya Robb, Saya larang dia dari makanan dan syahwat di siang hari, maka berilah dia syafaat…(HR. Ahmad). Desastian