BOGOR (VoA-Islam) – Bila hari ini rakyat Indonesia merasakan adanya eksploitasi di negeri ini, ini menandakan kita masih dijajah. Bentuk penjajahan itu bisa dirasakan dengan bermunculannya aktivitas mafia, mulai dari mafia politik, mafia hukum, mafia jabatan, mafia rekrutmen, mafia ekonomi, hingga mafia narkoba.
Hal itu dikatakan Sekjen Forum Umat Islam (FUI) KH. Muhammad Al Khaththath dalam Lokakarya dan Silaturahim Tokoh Ulama, Habaib dan Tokoh masyarakat di Villa Baladegana, Gunung Geulis, Bogor, Jawa Barat, kemarin.
Ada ketidakadilan yang melanda negeri in. Di tengah himoitan derita hidup rakyat banyak, para pejabat malah berfoya-foya. Mereka bersama para politisi dan pengusaha menikmati berbagai keuntungan dari permainan sistem politik demokrasi dan ekonomi liberal, menghabiskan kekayaan rakyat dan menambah jumlah beban utang Negara yang terus bertambah hingga 2000 triliun.
Pemerintah rajin membayar utang dan bunganya yang penuh dosa per tahun ratusan triliun. Negeri ini sudah terjerat ribawi. Mesir hancur dan miskin hingga terjajah, karena Muhammad Abduh membolehkan didirikannya Bank Inggris pertama kali di Kairo untuk membiayai proyek Terusan Suez.
“Rezim SBY seperti bunuh diri. Ibarat kapal Titanic akan menenggelamkan seluruh rakyat Indonesia ke dalam laut kebinasaan. Oleh karena itu, harus ada terobosan untuk mengganti rezim dan sistem kebijakan mengelola NKRI ini untuk menyelematkan rakyat,” ujarnya
Syariah Islam Solusi Tuntas
Dikatakan KH. Al Khaththath, Islam bukan sekedar agama ritual, tapi juga agama politik yang mengatur dan menyelesaikan problem-problem kehidupan, baik itu problem ideology, politik, ekonomi, social, budaya, maupun pertahanan dan keamanan.
Setelah kegagalan berbagai jenis tedologi, sistem dan rezim, yang diterapkan sejak Indonesia merdeka, kini saatnya mengganti sistem syariah, ideology Islam untuk naik kepentas kekuasaan NKRI.
Kenapa harus syariah? Diantara 7 point, Al Khaththath menegaskan, Islam mewajibkan Negara mengelola sumber daya alam, tanpa menyerahkannya kepada swasta apalagi asing. Rakyat harus dimakmurkan dengan harga murah, pendidikan dan kesehatan gratis. Islam menghapus sistem riba, sehingga tidak terjadi gap lebar antara si kaya dan si miskin.
FUI juga terus mensosialisasikan program Presiden Syariah, yakni sebuah program untuk memantapkan NKRI sebagai negara yang melaksanakan syariah secara formal konstitusional. Program Presiden Syariah bilamana terpilih secara definitive, maka akan segera mendekritkan berlakunya kembali syariah Islam secara formal konstitusional di seluruh Nusantara sebagai wilayah NKRI.
Setelah itu, akan menjaga keutuhan syariah di berbagai aspek kehidupan. Menjaga akidah dan pemikiran umat, menjaga pemenuhan kebutuhan masyarakat atas sandang, pangan dan papan dengan mebuka lapangan kerja seluas-luasnya, dan memastikan terpenuhinya kebutuhan kolektif masyarakat atas pendidikan, kesehatan da pendidikan gratis.
Strategi yang bisa dilakukan untuk merealisasikan Presiden Syariah adalah dengan membangun kesadaran umat tentang kebobrokan sistem sekuler, perlunya solusi Islam dan adanya presiden syariah sebagai pihak yang punya otoritas melaksanakan syariah sebagai hukum negara. Kemudian membentuk Gerakan Relawan Capres Syariah (RCS), melakukan konsolidasi umat dalam bidang pemikirian, loyalitas dan gerakan.
“Tak kalah penting melakukan pertaruangan politik degan melakukan kritik terhadap kebijakan pemerintah sekuler yang bertentangan dengan Islam, atau yang tidak berpihak pada kemaslahatan. Setelah itu melakukan serah terima kekuasaan dari rezim sekuler kepada rezim syariah, baik melalui pemilu maupun aktivtas ekstra parlemen, ujarnya.
Tokoh-tokoh alternative yang bisa berpeluang untuk menjadi kandidat Presiden Syariah, menurut Al Khaththath, diantaranya: Habib Rizieq Syihab, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Abu JIbril, KH. Ma’ruf Amin, Hidayat Nurwahid, Fuad Amsyari, Munarman, Jose Rizal, MS Ka’ban, Ismail Yusanto.
Sekjen FUI itu mengajak tokoh ulama dan masyarakat agar bermunajat, agar umat Islam diberi kemenangan, seperti janji Allah yang akan menggilirkan kemenangan ini kepada umat Islam. Desastian