Bogor (VoA-Islam) – Ketua Forum Umat Islam (FUI) Bogor, Ustadz Iyus Khaerunnas Malik dalam Lokakarya & Silaturahim Ulama, Habib dan Tokoh Masyarakat di Villa Baladegana, Gunung Geulis, Bogor, mengaku prihatin dengan kondisi di negeri ini, yang semakin hari dilanda kezaliman di berbagai bidang, mulai dari kezaliman politik, ekonomi, social, pendidikan, budaya, hukum, pertahanan dan keamanan. Menjadi tugas ulama untuk memberi pencerahan kepada umat agar tidak menjadi ikut-ikutan zalim
“Fungsi dan tugas ulama tidak hanya ngajar ngaji di majelis taklim, atau pun tukang doa, tapi juga masuk kepada fungsi khalifah, dakwah, amar maruf nahi mungkar. Kita mengajak masyarakat untuk diberi arahan, dengan menjadikan masjid sebagai basis, “kata Ustadz Iyus.
Dijelaskan Iyus, pertemuan para ulama, habaib dan aktivis Islam yang berlangsung selama dua hari (31 Juli-1 Agustus 2012) di Villa Baladegana, Bogor, Jawa Barat, bertujuan untuk menjalin silaturahim dan ukhuwah antar ulama dan tokoh masyarakat yang pesertanya terdiri dari utusan dari wilayah-wilayah daerah se-Kota dn Kabupaten Bogor, Depok, Cianjur, Bandung dan Sukabumi. Diharapkan, dengan silaturahim ini dapat membangun komunikasi dan saling memberi informasi terkait kegiatan dakwah di wilayahnya masing-masing.
“Kami ingin menjadikan Bogor Bersyariah. Gerakan ini jangan disebut makar. Umat Islam se-Bogor Raya justru mendorong terwujudnya NKRI. Tanpa umat Islam, tidak akan terwujud NKRI. Umat Islam Indonesia lah yang selama ini menjadi perekat Nusantara. Namun sayang, peran umat Islam dalam catatan sejarah sengaja dihilangkan. Ditambah lagi, media massa menciptakan stigma negatif, sehingga masyarakat menjadi apatis. Umat Islam pun dinina-bobokan agar tak berperan dalam percaturan politik, berbangsa dan bernegara,” jelas Iyus.
Kegiatan Lokakarya yang dihadiri oleh 200 peserta ini merupakan Pra Kongres Umat islam se-Bogor Raya dan Keresidenan yang rencananya akan digelar pada saat bulan Muharam 1434 H mendatang. “Insya Allah, peserta yang hadir mencapai 1.000 orang. Selama bulan, dari bulan Syawal, Zulhijah, dan Zul Qaidah, kita akan mensosialisasi rencana digelarnya Kongres Umat Islam di Bogor.
“Dengan ukhuwah dan persaudaraan, Islam akan menang. Kita akan menghimpun dana dari umat. Alhamdulillah, kita sudah membuat program Infaq Rp. 1000 Sehari. Kita mulai dari grass root. Kalau umat sudah kita pegang, maka pemimpinnya, maka Walikota dan Gubernurnya yang tampil, Insya Allah yang pro syariah,” ujar Iyus yang optimis 5 tahun ke depan akan terwujud apa yang dicita-citakannya.
Iyus berharap, upaya untuk menjadikan Bogor bersyariah, tidak dihalang-halangi oleh siapapun. Jika tidak ada yang setuju, maka jangan ada yang saling menggembosi, apalagi menolak gerakan ukhuwah. “Ukhuwah yang kita jalin ini bukan ukhuwah semu, ini serius,” kata Iyus.
Mencetak Kader Ulama
Sementara itu, tokoh ulama KH. Didin Hafidhuddin dalam pernyataan tertulisnya mengatakan, salah satu masalah penting dalam pembangunan umat adalah melahirkan dan menumbuhkembangkan kader-kader umat untuk menjadi “Mutafaqqih fi ad-Din, yaitu kader-kader yang memiliki pemahaman agama yang komprehensif, yang memiliki akhlakul karimah, serta siap melakukan kegiatan dakwah dalam membangun masyarakat.
Kader-kader umat bisa diarahkan menjadi kelompok Ulul Albab atau menjadi kader ulama. Pendidikan kader ulama bisa dilakukan denga kegiatan formal atau non-formal. Adapun materi pokok dalam kegiatan kaderisasi ulama ini, meliputi: Al Qur’an dan ilmu-ilmunya, menghafal dan berinteraksi dengan Al Qur’an, memahami hadits dan ilmunya, bahas Arab, Fiqih Dakwah, Sejarah Nabi dan para sahabat, serta Fiqh Jihad.
Tak kalah penting, kata KH. Didin, adalah mempraktekkan pengamalan Islam dalam kehidupan sehari-hari, seperti shalat Tahajud, shalat Dhuha, dan shalat sunnah lainnya, juga tadarus al Qur’an, berdzikir dan berdo’a. Desastian